Halaman

Rabu, 11 Mei 2011

LICHENES(LUMUT KERAK)

Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organism lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khusunya pada pemanfaatan Lichen bagi kehidupan.
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis.
Lumut kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari - 2500 species yang ada.
Lumut adalah organisme komposit terdiri dari simbiosis asosiasi dari jamur (mycobiont itu) dengan fotosintesis mitra (yang photobiont atau phycobiont), biasanya baik ganggang hijau (umumnya Trebouxia sp) atau cyanobacterium (umumnya Nostoc).
Lumut terjadi di beberapa lingkungan yang paling ekstrim di Bumi- tundra Arktik, padang pasir panas, pantai berbatu dan tumpukan terak beracun. Namun, mereka juga berlimpah sebagai epifit pada daun dan cabang di hutan hujan dan hutan subtropis, pada batu telanjang, termasuk dinding dan batu nisan dan pada permukaan tanah yang terbuka (misalnya Collema ) dinyatakan habitat mesic. Lumut yang luas dan dapat berumur panjang. Namun, banyak spesies juga rentan terhadap gangguan lingkungan, dan mungkin berguna untuk ilmuwan dalam menilai efek dari polusi udara, penipisan ozon, dan kontaminasi logam. Lumut juga telah digunakan dalam pembuatan pewarna dan parfum, serta obat-obatan tradisional.
Tubuh (talus) dari lumut yang paling cukup berbeda dengan baik jamur atau alga tumbuh secara terpisah, dan menyolok mungkin menyerupai tanaman sederhana dalam bentuk dan pertumbuhan.
Jamur mengelilingi sel-sel ganggang, sering menutupinya dalam jaringan jamur kompleks unik untuk lichen asosiasi. Pada banyak spesies jamur menembus dinding sel alga, membentuk penetrasi Pasak atau haustoria serupa dengan yang dihasilkan oleh jamur patogen. lumut adalah poikilohydric, mampu bertahan pada tingkat yang sangat rendah kadar air.
Namun, kembali konfigurasi membran setelah jangka waktu dehidrasi memerlukan beberapa menit setidaknya. Selama periode ini sebuah "sup" metabolit baik dari mycobiont dan kebocoran phycobiont ke dalam ruang extracellar. Ini sudah tersedia untuk kedua bionts untuk mengambil produk metabolisme penting memastikan tingkat sempurna dekat mutualisme organisme epifit lain juga dapat mengambil manfaat dari lindi ini kaya gizi. Fenomena ini juga menunjukkan penjelasan kemungkinan lichen evolusi dari phycobiont aslinya dan komponen mycobiont dengan migrasi berikutnya dari lingkungan perairan untuk lahan kering.
Sel-sel alga atau cyanobacterial dapat melakukan fotosintesis, dan seperti pada tanaman mereka mengurangi atmosfer karbon dioksida menjadi gula karbon organik untuk memberi makan kedua simbion. Kedua mendapatkan mitra air dan nutrisi mineral terutama dari suasana, melalui hujan dan debu. Mitra jamur melindungi alga dengan penahan air, melayani sebagai daerah tangkapan yang lebih besar untuk nutrisi mineral dan, dalam beberapa kasus, menyediakan mineral yang diperoleh dari substrat . Jika cyanobacterium hadir, sebagai mitra utama atau Simbion lain selain ganggang hijau seperti dalam lumut tripartit tertentu, mereka dapat memperbaiki nitrogen atmosfer, melengkapi kegiatan ganggang hijau.
Alga dan komponen jamur dari beberapa lumut telah dibudidayakan secara terpisah dalam kondisi laboratorium, tetapi dalam lingkungan alami lumut, tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa pasangan simbiosis. Memang, meskipun strain cyanobacteria ditemukan di berbagai cyanolichens sering erat terkait satu sama lain, mereka berbeda dari strain hidup bebas yang paling terkait erat. Hubungan simbiosis lumut adalah dekat: Ini memperluas jangkauan ekologi dari kedua mitra dan wajib untuk pertumbuhan dan reproduksi di alam lingkungan. Propagul (diaspores) biasanya mengandung sel-sel dari kedua pasangan, meskipun komponen jamur yang disebut "spesies pinggiran" mengandalkan hanya pada sel-sel alga tersebar oleh "spesies inti."
Asosiasi lichen dapat dianggap sebagai contoh mutualisme, commensalism atau bahkan parasitisme, tergantung pada spesies. Cyanobacteria di laboratorium pengaturan bisa tumbuh lebih cepat ketika mereka sendiri daripada ketika mereka adalah bagian dari lumut. Hal yang sama, bagaimanapun, dapat dikatakan terisolasi sel kulit tumbuh dalam budaya laboratorium, yang tumbuh lebih cepat dibandingkan sel sejenis yang diintegrasikan ke dalam jaringan fungsional. Namun, dari karya mutualisme Coxson akan muncul untuk terbaik meringkas pengetahuan kami saat ini.
Meskipun lumut telah diakui sebagai organisme untuk beberapa waktu, itu tidak sampai 1867, ketika Simon Schwendener ahli botani di Swiss mengusulkan teori dual nya lumut, bahwa sifat sejati dari asosiasi lichen mulai muncul hipotesis Schwendener, yang pada saat itu tidak memiliki bukti eksperimental, berasal dari analisis yang luas tentang anatomi dan pembangunan di lumut, ganggang, dan jamur dengan menggunakan mikroskop cahaya .
Banyak lichenologists terkemuka pada saat itu, seperti James Crombie dan Nylander, menolak hipotesis Schwendener karena konsensus umum adalah bahwa semua makhluk hidup otonom. Ahli biologi lainnya menonjol, seperti Heinrich Anton de Bary , Albert Bernhard Frank , dan Hermann Hellriegel tidak begitu cepat menolak ide-ide Schwendener dan konsep segera menyebar ke daerah lain studi, seperti mikroba, tanaman, hewan dan patogen manusia. Ketika hubungan yang kompleks antara mikroorganisme patogen dan inang akhirnya diidentifikasi-menyangkal gagasan hipotesis holistik organisme-Schwendener mulai mendapatkan popularitas. Bukti eksperimental lebih lanjut dari sifat ganda dari lumut diperoleh ketika Eugen Thomas mempublikasikan hasil pada tahun 1939 pada eksperimen sintesis pertama yang berhasil kembali.
Lichenes merupakan bentuk asosiasi alga dan fungi yang hidup bersama di dalam hubungan simbiosis yang menghasilkan tubuh baru dalam bentuk thalus lichenes. Lichenes menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan air hujan hanya pada saat untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang utama lichenes menyerap air dan kebutuhan lainnya dari udara (Anonim,1998).
Lichenes merupakan organisme yang sangat kuat untuk bertahan hidup, namun organisme ini sangat sensitif terhadap polutan udara sulfur oksida (Jenifer et al, 1996).
1.2 Rumusan Masalah
 Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
 Bagaimana morfologi/ciri-ciri dan bagian-bagian dari Lichenes?
 Bagaimanakah klasifikasi dari Lichenes?
 Bagaimana perkembangbiakan Lichenes?
 Apakah manfaat/peranan Lichenes?
1.3 Tujuan
 Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai berikut:
a. Untuk menyelesaikan tugas dalam matakuliah Botani Tingkat Rendah yang ditugaskan oleh dosen pembimbing
b. Mengetahui dan memahami tentang Ciri dan peranan Lichenes sebagai indikator pencemaran udara.












Bab 2. PEMBAHASAN
 Pengertian
Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari fungus(sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc). Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan
masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat jiga di atas tanah, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2 tertutup oleh lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya tempat di atas permukaan air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat endolitik.
Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia.
Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentru pula. Untuk memelihara Lichenes pada medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat dipiara dengan mudah pada medium buatan. Pada umumnya Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Jadi daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam kultur murni cendawan itu memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut simbiosis. Masing-masing organisme itu sendiri disebut simbion. Dalam pembicaraan sehari-hari simbiosis itui sering diartikan sebagai hidup bersama dengan keuntungan bagi kedua simbion, yang seharusnya dinamakan mutualisme.
Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang.
Dapat juga hubuingan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan diperalat oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hunbungan seorang majikan dengan budaknya (heloot). Dalam hal ini hidup bersama natara cendawan dan ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang masih belum tercapai persesuaian paham.
Pada penampang melintang talus lichenes tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang miselium cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang. Dalam hal tersebut bentuk ganggang menentukan bentuk Lichenes. Pada umumnya miselium cendawan jauh lebih banyak bagian dalam takus terdiri atas anyaman hiva yang renggang dan merupakan lapisan teras(lapisan empulur). Dalam lapisan ini dekat dengan permukaan sel-sel ganggang, bergerombol yang merupakan lapisan yang dinamakan lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas mislelium cendawan lagi yang teranyam sebagai plektenkim dengan rapat.
Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai lembaran-lembaran, dan seperti semak. Yang pertama biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai rizoid pada substratnya dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua mempunyai ujung talus yang bebas dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan hubungan filogenetik antara anggota-anggota yang tergolong di dalamnya. Kebanyakan Lichexnes berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus terpisah lalu tumbuh menjadi individu baru. Pada bebarapa jenis Lichenes,pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari indukknya. Dengan robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu yang ditiup angin. Benda-benda tersebut pada tempat lain dapat tumbuh menjadi Lichenes baru. Seringkali soredium itu tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai batas yang jelas yang dinamakan soralum. Pada talus Lichenes, cendawan akhirnya dapat membentuk tubuh buah yang menurut jenis cendawan dapat berupa apotesium atau peritesium. Spora yang dilepaskan , di tempat yang baru jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang pada talus indukknya.
Menurut habitusnya, Lichen dibagi menjadi dua yaitu :
a. Lichenes dengan talus berbentuk lembaran-lembaran
b. Lichenes dengan talus berbentuk semak-semak
Pada tipe Lichen dengan talus lembaran, talus seluruhnya melekat dengan sisi bawahnya pada alas sedangkan tipe Lichen dengan talus berbentuk semak-semak, hanya pangkal talus saja yang melekat pada alas dan ujungnya tetap bebas dan bercabang-cabang seperti batang Cormophyta.

Macam-macam Lichen (Google, 2009)
 Karakteristik Lichenes
 Ciri-ciri umum
Lichenes memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
 Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
 Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput lander sel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
 Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
 Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
 Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
 Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali
 Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
 Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
 Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.
 Menurut cendawan penyusunnya, Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Ascomychenes dan Basidiolichenes.
Lumut tidak memiliki akar dan tidak perlu air setiap saat seperti tumbuhan tinggi besar, sehingga mereka dapat tumbuh di lokasi yang mustahil bagi kebanyakan tanaman, seperti batu gundul, tanah atau pasir steril, dan berbagai struktur buatan seperti dinding, atap dan monumen.
Banyak lumut juga tumbuh sebagai epifit (epi - pada permukaan, phyte - tanaman) pada tanaman lain, terutama pada batang dan cabang-cabang pohon. Ketika tumbuh pada tanaman lain, lumut tidak parasit , mereka tidak mengkonsumsi bagian dari tanaman atau racun itu. Beberapa yang tinggal di tanah lumut, seperti anggota subgenus Cladina (lumut rusa), bagaimanapun, menghasilkan bahan kimia yang larut ke dalam tanah dan menghambat perkecambahan benih tanaman dan pertumbuhan tanaman muda.
Stabilitas dari mereka substrat merupakan faktor utama dari habitat lumut. Kebanyakan lumut tumbuh di permukaan batu stabil atau kulit pohon tua, tetapi banyak orang lain tumbuh di tanah dan pasir (gambar 2). Dalam kasus ini yang terakhir, lumut seringkali merupakan bagian penting dari stabilisasi tanah, memang, dalam beberapa ekosistem gurun, vaskuler (lebih tinggi) tanaman benih tidak bisa menjadi didirikan kecuali di tempat-tempat di mana kerak lumut menstabilkan pasir dan membantu mempertahankan air.

Hutan Dengan Tanah Lichen-Cover
 Habitat Lichenes
 Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan pohon dan batu-batuan serta dalam proses terjadinya tanah.
 Lichenes sangat tahan terhadap kekeringan.
 Jenis-jenis Lichen yang hidup pada bebatuan pada musim kering berkerut sampai terlepas alasnya tetapi organisme tersebut tidak mati dan hanya berada dalam hidup laten/ dormancy.
 Jika segera mendapat air maka tubuh tumbuhan yang telah kering tersebut mulai menunjukkan aktivitasnya kembali.
 Pertumbuhan talusnya sangat lambat.
 Ukuran tubbuhnya dalam satu tahun tidak mencapai 1 cm. badan buah yang baru akan tumbuh setelah Lichen mengadakan pertumbuhan vegetatif selama bertahun-tahun.
 Morfologi dan Anatomi Lichenes
Beberapa lumut memiliki aspek daun (lumut foliose), yang lain menutupi substrat seperti kerak (lichen crustose), yang lain seperti genus Ramalina mengadopsi bentuk semak (lumut fruticose), dan ada lumut gelatin seperti genus Collema.
Pertumbuhan lumut kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi yang berbeda, yang dikenal sebagai:
1. Foliose (bentuk daun)
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya. Membentuk bercak pada batu, dinding dan kulit kayu pohon tropika (gambar 3 dan 4). Permukaan bawah melekat pada substrat dan permukaan atas merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai 15-40 cm pada lingkungan yang menguntungkan.

Foliose lumut di batu tumbuh keluar dan mati di tengah.


Suatu lumut foliose, pada dinding.
2. Crustose
Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada batu, berbentuk seperti coret-coret kecil dan pada batang kayu yang sudah mati.
3. Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun (gambar 6). Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dansering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.


Squamulose lumut pada Cladonia carneola

4. Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan (gambar 7).

Usnea australis, suatu bentuk fruticose, tumbuh di cabang pohon
5. Lumut Kerak Berfilamen
Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna jingga kekuningan atau hijau cerah.
Anatomi lumut kerak Apabila kita sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian diamati di bawah mikroskop, maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan hifa. Secara garis besar susunan tubuh lumut kerak dapat dibedakan menjadi 3 lapisan ( lihat gambar 8).

Anatomi lumut kerak
Struktur morfologi dalam ( anatomi) diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:
 Lapisan Luar (korteks)
Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap dapat tumbuh. Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebutlapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
 Lapisan Gonidium
Merupakan lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan dengan dengan berfotosintesis. Terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
 Lapisan Empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.
 Korteks bawah
Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikalterhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari:
 Soredia
Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit sehingga soredia dapat dengan mudah. Diameternya sekitar 25 – 100 m diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia. Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia
ini terdapat di dalam soralum. Potongan Lobaria pulmonaria. Bagian hitam yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya. Lapisan hijau adalah koloni alga.
 Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan tingginya antara 0,5 – 3 m ìkulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 m. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
 Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
 Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
 Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
 Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuhsaja.
 Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
 Cephalodia.
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.

 Struktur sel
Di dalam sel lichenes terdapat sel-sel alga yang berperan dalam pembentukan makanan karena dapat melakukan fotosintesis. Untuk bagian-bagian lainnya sama seperti pada jamur karena lichenes merupakan penyusun utama tubuh lichenes.

Struktur sel
 Reproduksi dan Pertumbuhan Lichenes
Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya. Jenis ini merupakan tumbuhan dengan bentuk dan pertumbuhan yang sederhana. Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual. Reproduksi secara aseksula umunya dilakukan oleh tipe Fructiose Lichen. Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi. Sebagian besar fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus pada Lichen mengalami kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika mulai terdapat embun. Lichen yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai berikut
a. Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi individu baru.
b. Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
c. Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.
Perkembangbiakan secara seksual umunya terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.
- -Perkembangbiakan lumut kerak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu vegetatif dan generatif.

1. Reproduksi Vegetatif
Dilakukan dengan cara fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa angin atau air dan tumbuh di tempat lain (Lihat gambar 10)

Soredium
2. Reproduksi Genetatif
Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak (gambar 11).

Reproduksi generative

Soredium adalah Sekelompok jalinan hifa yang menyelubungi sel- sel alga. Fragmentasi adalah terlepasnya bagian tubuh untuk menjadi organisme baru.
Untuk reproduksi, lumut memiliki isidia, soredia, dan mengalami fragmentasi sederhana. Struktur ini juga terdiri dari hifa jamur melilit cyanobacteria. (Eichorn, Evert, dan Raven, 2005) Sedangkan struktur reproduksi semua terdiri dari komponen yang sama (Mycobiont dan Photobiont) mereka masing-masing unik dengan cara lain. Isidia adalah pertumbuhan yang kecil di bagian luar lumut tersebut. Soredia adalah propagul tepung yang dilepaskan dari atas talus. Dalam rangka untuk membentuk lumut, maka propagul soredia harus berisi baik photobiont dan mycobiont tersebut.
Lichenes yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai berikut :
1. Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi individu baru.
2. Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
3. Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.
Perkembangbiakan secara seksual umumnya terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.

 Klasifikasi Lichenes
Lumut diberi nama berdasarkan komponen jamur, yang memainkan peran utama dalam menentukan bentuk lumut itu. Jamur ini biasanya terdiri dari mayoritas massal lumut, meskipun dalam lumut berserabut dan agar-agar hal ini tidak selalu terjadi. Jamur lumut biasanya anggota Ascomycota -jarang anggota Basidiomycota , dan kemudian disebut basidiolichens untuk membedakan mereka dari ascolichenes lebih umum.
Sebelumnya, beberapa ahli taksonomi lumut lichen ditempatkan di divisi mereka sendiri, Mycophycophyta. Tetapi praktik ini tidak lagi diterima karena komponen milik untuk memisahkan garis keturunan . Baik ascolichenes maupun bentuk garis keturunan basidiolichens monofiletik di masing-masing filum jamur mereka, tetapi mereka beberapa bentuk utama semata-mata atau terutama-membentuk kelompok lumut dalam masing-masing filum.
Bahkan lebih luar biasa dari basidiolichens adalah jamur Geosiphon pyriforme , anggota Glomeromycota yang unik dalam hal itu membungkus sebuah Simbion cyanobacterial di dalam sel tersebut. Geosiphon biasanya tidak dianggap lumut, dan simbiosis aneh yang tidak diakui selama bertahun-tahun.
Lichen dibedakan menurut jenis cendawan yang menyusunnya yaitu :
a. Ascholichen
Jika cendawan yang menyusunnya tergolong dalam Phyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria (gambar 12 dan 13). Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang berupa apotesium. Berlainan dengan Discomycetales yang hidup bebas yang apotesiumnya hanya berumur pendek. Apotesium pada Lichenes ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rasuk angin) yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohonan di hutan apalagi di daerah pegunungan.


Dermatocarpon sp

Gambar 13. Verrucaria

Contoh Ascholichenes adalah Usnea barbata dan Usnea dasypoga yang dianggap mempunyai khasiat obat untuk ramuan pembuatan jamu tradisional (gambar 14 dan 15). Usnea menghasilkan suatu antibiotik asam usnin yang berguna untuk melawan Tuberculosis. Rocella tinctoria untuk pembuatan lakmus. Cladonia rangifera adalah makanan utama rusa kutub. Cetraria islandica terdapat di daerah pegunungan di eropa mempunyai khasiat obat. Lobaria pulmonaria berupa lembaran-lembaran seperti kulit yang hidup pada pohon-pohon dan batu-batu.


Usnea barbata

Usnea dasypoga

Dalam klas Ascolichenes ini dibangun juga komponen alga dari famili Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin.
Genus dari Mycophyceae adalah : Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari Chlorophyceae adalah : Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dan lain-lain.
b. Basidiolichenes (Hymenolichenes)
Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan genus : Cora, Corella dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filament yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu Chrococcus.
Basidiolichenes kebanyakan mempunyai tallus yang berbentuk lembaran-lembaran. Pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium yang sangat menyerupai tubuh buah Hymenomycetales. Contoh Cora pavonia, sebagai bahan pembuat obat-obatan (gambar 16).

Cora pavonia
 Peranan Lichenes
Lichen memiliki peranan yang penting dalam perekonomian yaitu sebagai bahan makanan yang dapat diolah oleh daerah-daerah tertentu, dapat digunakan sebagai primitive antibiotics, maupun sebagai ekstrak pewarna ungu dan merah.
Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu menjadi tempat yang digunakan untuk tumbuh-tumbuhan lain.
Peran lumut kerak bagi manusia:
1. Sebagai tumbuhan perintis
2. Membantu siklus nitrogen
3. Sebagai indikator lingkungan
4. Peranan lain dari lumut kerak
5. Peranan lain dari lumut kerak adalah:
• Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat
karena mengandung antikanker.
• Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
• Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat
meruginan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah
seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya.
Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat, hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet sebagai akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaranpaling rendah sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah terkena pencemaran.
Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi nitrogen organik (asam amino dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan.
Banyak lumut menghasilkan senyawa sekunder, termasuk pigmen yang mengurangi jumlah berbahaya dari sinar matahari dan racun kuat yang mengurangi herbivora membunuh bakteri atau. Senyawa ini sangat berguna untuk identifikasi lichen, dan memiliki kepentingan ekonomi sebagai pewarna seperti cudbear atau primitif antibiotik.
Ada laporan kencan hampir 2000 tahun lichen digunakan untuk mengekstrak dan merah warna ungu. Dari makna sejarah dan komersial yang besar adalah lumut milik keluarga Roccellaceae, biasa disebut orchella rumput atau cat ungu kemerah-merahan. Orcein dan pewarna lumut lainnya sebagian besar telah diganti dengan versi sintetis. pH indikator lakmus adalah pewarna diekstrak dari lumut Tinctoria rocella.
Ekstrak dari banyak Usnea spesies digunakan untuk mengobati luka di Rusia pada pertengahan abad kedua puluh. Substansi olivetol ini ditemukan secara alami hadir dalam spesies tertentu lumut.
Ini adalah properti itu saham dengan ganja tanaman, yang internal menghasilkan substansi terkait olivetolic asam (sebelum menggunakannya untuk biosynthesise tetrahydrocannabinol (THC)).
Lumut dimakan oleh berbagai budaya di seluruh dunia. Meskipun beberapa lumut hanya dimakan pada saat kelaparan, yang lain adalah makanan pokok atau bahkan makanan lezat. Dua hambatan yang sering ditemui ketika makan lumut: lumut polisakarida umumnya dicerna bagi manusia, dan lumut biasanya mengandung sedikit beracun senyawa sekunder yang harus dihapus sebelum makan. Sangat sedikit lumut beracun, tetapi mereka tinggi asam vulpinic atau asam usnat beracun. lichen beracun Kebanyakan kuning.
Di masa lalu lumut Islandia (Cetraria islandica) adalah makanan manusia yang penting di Eropa bagian utara, dan dimasak sebagai roti, bubur, puding, sup, atau salad. Wila (Bryoria fremontii) adalah makanan yang penting dalam bagian dari Amerika Utara, di mana itu biasanya pitcooked. masyarakat Utara di Amerika Utara dan Siberia tradisional memakan sebagian dicerna lichen rusa (Cladina sp.) setelah mereka keluarkan dari rumen dari karibu atau rusa yang telah dibunuh. babat Rock ( Umbilicari dan Lasalia ) merupakan lichen yang sudah sering digunakan sebagai makanan darurat di Amerika Utara, dan satu spesies, Umbilicaria esculenta, digunakan dalam berbagai makanan tradisional Korea dan Jepang.
 Pengaruh Lichenes Terhadap Pencemaran Udara
Lumut kerak (Lichenes) ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling bersimbiosis mutualisme. Jamurnya adalah golongan Ascomycota atau Basidiomycota dengan alga hijau/Chlorophyta atau alga biru/Cyanophyta yang uniseluler.
Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada lumut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu. Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya. Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran udara, karena dia tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar. Jadi, apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indikator pH.
Dari sejumlah laporan diketahui bahwa talus Lichenes dapat mengakumulasi Pb yang berasal dari hasil emisi gas buang kendaraan bermotor. Hasil penelitian Bargagli et al (1987) dalam Nursal, dkk (2005) menunjukkan bahwa Lichenes merupakan indikator yang baik terhadap pencemaran udara. Di daerah Tuscany-Italia, konsentrasi Pb pada talus Lichenes terdapat 13,2 μgg-1 berat kering. Konsentrasi Pb terbanyak ditemukan di daerah yang dekat dengan area parkir kendaraan dan di dekat jalan raya. Akumulasi Pb pada Parmelia physodes menurun secara proporsional pada jarak yang semakin jauh dari jalan raya (Deruelle dan Kovacs, 1992 dalam Nursal, dkk, 2005). Hasil penelitian Deruelle (1981) dalam Nursal, dkk (2005) juga menunjukkan bahwa pada jarak 15 m dari jalan raya akumulasi Pb ditemukan sebanyak 1002 μgg-1 berat kering, sedangkan pada jarak 600 m dari jalan raya akumulasi Pb hanya 65 μgg-1 berat kering. Lichenes juga dapat digunakan sebagai indikator terhadap berbagai polutan diantaranya SO2, NO2, HF, Chlorida, O3, peroksi asetat, logam berat, isotop radioaltif, pupuk, pestisida, dan herbisida (Kovacs, 1992 dalam Nursal, dkk, 2005). Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap bahan pencemar. Ada yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran. Kisaran toleransi Lichenes terhadap SO2 ternyata cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat hidup pada konsentrasi SO2 150μgm-3. Pada konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi jenis Lichenes yang bisa hidup. Lecanora conizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang dikoloni oleh alga apabila konsentrasi SO2 125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon yang sama apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3 dan Usnea florida dapat ditemukan apabila konsentrasi SO2 30 μgm-3
Pb yang terdapat di udara dapat terakumulasi pada jaringan tubuh makhluk hidup terutama pada talus Lichenes (Lumut kerak). Dari sejumlah laporan diketahui bahwa talus Lichenes dapat mengakumulasi Pb yang berasal dari hasil emisi gas buang kendaraan bermotor. Hasil penelitian Bargagli et al (1987) menunjukkan bahwa Lihenes merupakan indikator yang baik terhadap pencemaran udara. Di daerah Tuscany-Italia, konsentrasi Pb pada talus Lichenes terdapat 13,2 μgg-1 berat kering. Konsentrasi Pb terbanyak ditemukan di daerah yang dekat dengan area parkir kendaraan dan di dekat jalan raya. Akumulasi Pb pada Parmelia physodes menurun secara proporsional pada jarak yang semakin jauh dari jalan raya (Deruelle dalam Kovacs, 1992). Hasil penelitian Deruelle (1981) juga menunjukkan bahwa pada jarak 15 m dari jalan raya akumulasi Pb ditemukan sebanyak 1002 μgg-1 berat kering,sedangkan pada jarak 600 m dari jalan raya akumulasi Pb hanya 65 μgg-1 berat kering Lichenes juga dapat digunakan sebagai indikator terhadap berbagai polutan diantaranya SO2, NO2, HF, Chlorida, O3, Peroksi asetat, Logam berat, Isotop radioaltif, pupuk, pestisida, dan (Kovacs, 1992). Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap bahan pencemar. Ada yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran. Kisaran toleransi Lichenes terhadap SO2 ternyata cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat hidup pada konsentrasi SO2 150μgm-3. Pada konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi jenis Lichenes yang bisa hidup. Lecanoraonizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang dikoloniet oleh alga apabila konsentrasi SO2 125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon yang sama apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3 dan Usneaflorida dapat ditemukan apabila konsentrasi SO2 30 μgm-3 (Galun and Ronen dalam Galun, 2000). Untuk dapat memprediksi lebih awal kemungkinan dampak yang dapat ditimbulkan oleh polutan Pb di masa yang akan datang terhadap kehidupan, perlu dilakukan monitoring terhadap keberadaannya sebagai bahan pencemar (polutan) di udara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akumulasi Timbal (Pb) pada talus Lichenes yang tumbuh pada permukaan batang pohon di jalur hijau Kota Pekanbaru. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi awal tentang kualitas lingkungan udara di Kota Pekanbaru. Selain itu juga diharapkan dapat berguna bagi keperluan penelitian lebih lanjut.
Bab 3. KESIMPULAN
Lichenes menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan air hujan hanya pada saat untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang utama lichenes menyerap air dan kebutuhan lainnya dari udara. Memiliki cirri-ciri :
 Lumut kerak (Lichenes) ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling berinteraksi membentuk kehidupan simbiose yaitu simbiosis mutualisme.
 Komponen fungi disebut mikobion dan komponen alga disebut fikobion namun sering juga penyebutan Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, ganggangnya berupa ganggang bersel tunggal atau berupa koloni.
 Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain choococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentopohlia.
 Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales.
 Mungkin juga basidiomycetes mengambil bagian dalam membentuk Lichenes
 Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada umut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu.
 Karena mampu hidup pada batu-batuan, selain juga di pohon-pohonan secara komensalisme tetapi banyak yang hidup pada tanah ataupun pada batu terutama di daerah tundra.
 Hidup Lichen tidak bergantung pada tinggi tempat hidupnya dari permukaan laut oleh karena itu Lichen dapat ditemukan mulai dari dataran randah sampai pada dataran tinggi
 Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu mengawali kehidupan dari kehidupan yang lain misalnya hidup di atas batu artinya Lichenes sebagai tumbuhan pioneer / perintis memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan.
Lumut kerak dapat hidup di segala ketinggian di atas batu cadas, di tepi pantai, sampai di gunung-gunung yang tinggi.
Lumut kerak dapat berperan dalam pembentukan tanah dan menghancurkan batu-batuan yang cadas sehingga lumut jenis ini disebut juga sebagai tumbuhan perintis.
Lumut kerak adalah makhluk hidup yang tahan terhadap kekeringan dalam waktu yang lama. Pada saat kekeringan dan tersengat matahari secara terus-menerus, lumut ini akan kering, tetapi tidak mati. Pada saat turun hujan, lumut kerak tumbuh kembali. Ciri lain lumut ini adalah pertumbuhan talusnya yang lambat. Dalam satu tahun, pertumbuhan talusnya kurang dari 1 cm.
Dari data-data yang terdapat di atas juga, dapat disimpulkan bahwa:
1. Lichenes tidak dapat hidup di suatu tempat yang udaranya tercemar
2. Lichenes dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran udara
 Artinya jika Disuatu tempat masih terdapat lichenes maka dapat diketahui bahwa udara di tempat tersebut masih tergolong bersih, dan
 Jika di suatu tempat tidak terdapat Lichenes maka dapat diketahui udara ditempat tesebut sudah tercemar.

5 komentar: