Halaman

Sabtu, 07 Mei 2011

Auksin

Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah senyawa organik bukan hara (nutrient), yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), manghambat (inhibit), dan dapat merubah fisiologi tumbuhan (Abidin, 1994). Komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan yang ditambahkan dalam media sangat mempengaruhi arah pertumbuhan dan regenerasi eksplan yang dikulturkan. Komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan yang ditambahkan ke dalam media kultur sangat tergantung dari jenis eksplan yang dikulturkan dan tujuan pengkulturannya. Konsentrasi hormon pertumbuhan optimal yang ditambahkan ke dalam media tergantung pula dari eksplan yang dikulturkan serta kandungan hormon pertumbuhan endogen yang terdapat pada eksplan tersebut. Komposisi yang sesuai ini dapat diperkiraan percobaan-percobaan yang telah dilakukan sebelumnya dibarengi percobaan untuk mengetahui kompisisi hormon pertumbuhan yang sesuai dengan kebutuhan dan arah pertumbuan eksplan yang diinginkan,(Erwin,2009).

Menurut Hendaryono, (1994) dan Fitrianti, (2006) dalam kultur in vitro terdapat 2 golongan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang sangat penting adalah sitokinin dan auksin. ZPT ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan dalam zat pengatur tumbuh (ZPT) yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah suatu kultur. Auksin sintetik terdiri dari IAA, IBA, NAA dan herbisida yang bersifat auksin.
Sandra, (2010). Menyatakan bahwa peranan Auksin dalam aktifitas kultur jaringan sangat dikenal sebagai hormon yang mampu berperan menginduksi terjadinya kalus, menghambat kerja sitokinin membentuk klorofil dalam kalus, mendorong proses morfogenesis kalus, membentuk akar atau tunas, mendorong proses embriogenesis, dan auksin juga dapat mempengaruhi kestabilan genetik sel tanaman.
Auksin digunakan secara luas dalam kultur jaringan untuk merangsang pertumbuhan kalus, suspensi sel, dan organogenesis. Pemilihan jenis auksin dan konsentrasinya tergantung dari tipe pertumbuhan yang dikehendaki, level auksin endogen, kemampuan auksin mensintesis auksin dan zat pengatur tumbuh lain yang ditambahkan, (Sandra, 2010).
Santoso dan Nursandi, (2001) menambahkan auksin sebagai zat pengatur tumbuh berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu :

Auksin mempengaruhi protein membran sehingga sintesis protein dan asam nukleat dapat lebih cepat

Auksin dapat mempengaruhi pembentukan akar baru, pembelahan sel dan pembentukantunas, Auksin alamiah yang sering terdapat pada tumbuhan adalah IAA (Asam 3-indol Asetat). IAA disintesis dari triptopan pada bagian tanaman tertentu yaitu primordial daun, daun muda dan biji yang sedang berkembang. Sedangkan auksin sintetik yang sering digunakan dalam kultur jaringan adalah IBA (Asam – Indol Butirat) dan 2,4 D (2,4Diklorofenoksiasetat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar