Halaman

Rabu, 11 Mei 2011

PTERIDOPHYTA

Pteridophyta (Tumbuhan paku) merupakan suatu devisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, daun – daun. Namun demikian pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji..selain itu sudah memiliki sistem pembulu yang disebut tracheophyta, Alat perkembangbiakan tumbuhan paku adalah spora. Tumbuhan paku mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara sporofit dan gametifit. Sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri. Tumbuhan paku hidup ditanah pada tempat yang lembab atau teduh serta ada yang hidup di air. Tumbuhan paku mengalami daur kehidupan yang menunjukkan adanya 2 keturunan yang bergiliran. Gametofitnya pada tumbuhan paku ini dinamakan protaliumdan protalium ini berumur berminggu saja.yang umumnya berwarna hijau dan melekat pada substratnya dengan rizoid – rizoid. Pembuahan hanya dapat berlangsung jika ada air, entah anteriduim danarkegonium terdapat pada sisi bawah protalium antara rizoid – rizoidnya. Contoh dari kelas ini adalah Selaginella yang berguna sebagai tanama hias sedangkan Lycopodium clavanatum berguna sebgaiobat – obatan.
Pterodophyta merupakan golongan tumbuhan yang telah berkosmus (mempunyai akar , batang dan daun).
1. Ciri – ciri tumbuhan paku
Memiliki 4 struktur penting,yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium , kutikula pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem transport internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
(a) Struktur tubuh
1. Akar
Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
2. Batang
Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat didalam tanah berupa rimbang , mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul diatas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m. akan tetapi ada batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon /paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang misalnya: Alsophilla dan cyathea.
3.Daun
Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda . berdasarkan bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging daun, dan tulang daun.
1.Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.
2.Mikrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangaki dan bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
a.Tropofil Merupakan daun yang khusus untuk fotosintesis.
b.Sporofil. Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula sebagai troposporofil.
(b) Habitat
Habiatanya didarat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah , tepi pantai , lereng gunung , 350 meter diatas permukaan laut terutama didaerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit(menempel) pada tumbuhan lain.
(c) Reproduksi
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandungspora.Reproduksi secara seksual (generative)melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat – alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum).sepertihalnya tumbuhan lumut , tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).







Siklus hidporophyteup yang khas dari paku adalah sebagai berikut:
1. A s (diploid) tahap memproduksi haploid sporaoleh meiosis:
2. Sebuah sel spora tumbuh dengan divisi menjadi gametophyte yang biasanya terdiri dari photosynthetic Gametophyte yang memproduksi gametes (sering kedua sperma dan telur yang sama pada prothallus) oleh mitosis
3. Sebuah ponsel, menyalahi sperma fertilizes sebuah telur yang masih terpasang ke prothallus
4. Telur yang dibuahi sekarang yang diploid zygote dan tumbuh dengan mitosis menjadi sporophyte (yang khas "pakis" tanaman).
Lycopodiinae dibedakan atas 4 bangsa yaitu :
1. Bangsa Lycopodiales
Bangsa ini kurang lebih dari 200 jenis tumbuhan yang hamper semua tergolong dalam suku Lycopodiaeae dari marga lycopodium. Lycopodium itu kebanyakan berupa herba kecil yang seringkali dipakai untuk pembuatan buket bersama bunga. Batang mempunyai berkas pengangkut yang masih sederhana, tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang – cabang yang menjulang keatas. Daun – daun berambut, berbentuk garis atau jarum, dan hanya mempunyai satu tulang yang tak bercabang.mesofil masih sederhana, hanya pada beberapa jenis saja yang telah memperlihatkan deferensiasi dalam jaringan tiang dan jaringan bunga karang.






Lycopodium clavatum

Gambar Lycopodium clavatum
A. Protalium yang sudah tua
B. Protalium dengan sporofit yang masih kecil
C. Anteridium
D. Spermatozoid – spermatozoid
E. Arkegonium muda yang masih tertutup
F. Arkegoniu dengan sel telur yang telah masak dan telah terbuka
G. Sporofit dengan rangkaian sporofit pada ujung cabang – cabangnya
H. Suatu sporofil dengan satu sporogonium
I. Spora dilihat dari sisi yang berlawanan
Akar biasanya bercabang menggarpu, bagian – bagian batang yang berdiri tegak, diatas bagian yang agak jarang daun – daunnya, mempunyai rangkaian sporofil. Sporofil berbentuk sisi mempunyai sporogonium yang agak pipih dan menghasilkan isospora. Dinding sporogonium terdiri dari beberapa lapis sel. Pada sebelah dalam terdapat sel – sel tapetum yang berbentuk berkeriput. Sampai waktu masak spora tetap tersusun dalam tetrad dan tetap mempertahankan bentuknya sebagai tetrad itu. sudah 6 atau 7 tahun spora itu berkecambah, menghasilkan badan yang terdiri dari 5 sel, yang semula mendapat makanan dari cadangan di dalam spora. Sesudah mengalami waktu istirahat, baru badan itu berkecamba terus.
Jika dalam sel – selnya yang sebelah bawah dimasuki hifa cendawan yang berkelakuan sebagai mikoriza jadi untuk perkembangan protalium harus ada simbiosis dengan mikroriza. Protaliumhidup di dalam tanah, berbentuk seperti umbi kecil keputih – putihan dan bersifat saprofit. Protalium mempunyai rizoid – rizoid dan disamping itu didalam lapisan sel – sel di periferi terdapat cendawan yang seperti mikoriza memainkan peranan penting dala soal penyerapan zat – zat makanan. Baru sesudah 12 – 15 tahun, alat alat kelaminnya menjadi masak, sehingga umur protalium itu dapat sampai 20 tahun. Jika protalium muncul diatas anah, lalu membentuk kloroplas dan warnanya menjadi hijau.
Protalium itu berumah satu, alat – alat kelaminnya terdapat pada bagian apical. Anteridium terbenam dalam jaringan protalium dan terdiri dari banyak sel. Tiap sel anteriduim (selain dindingnya) menghasilkan spermatozoid berbentuk jorong, masing – masing mempunyai 2 bulu cambuk. Arkegonium mempunyai sel – sel saluran leher yang sering tereduksi sampai hanya tinggal satu saja. Sel dindingnya paling atas pada waktu masaknya arkegonium lalu dilepaskan.
Zigot mula – mula dengan suatu dinding dasar yang melintang membagi menjadi 2 sel. Yang bawa mula – mula membagi diri menjadi 4 kuadran kemudian menjadi oktan dan selanjutnya menjadi embrionya, sedangkan sel – sel atas yang menghadap leher arkegonium menjadi pendukung embrio atau suspensor.suspensor mendesak kedalam jaringan protalium. Untuk dapat keluar dari jaringan protalium itu, embrio lalu membelok keatas, dan bagian yang cembung pada belokkan itu lalu berfungsi sebagai haustorium. Daun yang pertama terbentuk berupa suatu sisik dan terdapat pada ujung tunas, kemudian pada bagian batang yang berdekatan dengan suspensor terbentuk akar – akar kesamping. Pertumbuhan berjalan terus karena kegiatan titik tumbuh yang tidak mempunyai sel ujung sebagai sel pemulahnya.



Beberapa stadium perkembangan embrio Lycopodium complanatum











Didaerah tropic banyak pula terdapat warga lycopodium, diantaranya diantaranya ada yang hidup sebagai epifit, misalnya lycopodium nummularifolium yang banya dikenal di Indonesia adalah :
1. Lycopodium cernuum yang di Jawa Barat banyak digunakan dalam pembuatan karangan bunga.
2. Lycopodium chavatum yang sporanya dikumpulkan sebagai serbuk likopodium yang dipergunakan sebagai pembalut pil agar tidak lengket satu sama lain. Juga dipergunakan dalam percobaan Kundt untuk mengukur panjang gelombang suara.

2. Bangsa Selanginellales
Sigillaria merupakan tumbuhan yang berhabitus pohon, batang tidak bercabang, atau pada bagian apikalnya membentuk percabangan menggarpu sebanyak satu atau dua kali. Bagian basalnya memiliki rhizofor tipe Stigmaria. Daunnya berbentuk seperti daun rumput, memiliki satu atau dua tulang daun, dan apabila gugur akan meninggalkan bekas yang berbentuk heksagonal, bulat, atau oval. Konus pada Sigillaria terbentuk pada cabang-cabang lateral diantara daun-daun
Habitus paku rane dalam beberapa hal memperlihatkan persamaan dengan lycopodiinae sebagian mempunyai batang berbaring dan sebagoian berdiri tegak. Ada yang tubuhnya membentuk rumpun, ada yang memanjat dan tunasnya dapat mencapai panjang sampai beberapa meter. Pada batang terdapat daun – daun kecil yang tersusun dalam garis spiral atau berhadapan dan tersusun atas 4 baris. Cabang – cabang seringkali mempunyai susunan dorsiventral. Dari 4 baris daun itu yang dua baris terdiri dari daun – daun yang lebih besar dan tersusun kesamping, yang dua baris lagi terdiri dari daun – daun yang lebih kecil terdapat ada sisi atas cabang – cabang dan menghadap ke muka. Daun – daun itu hanya mempunyai satu tulang tenga yang tidak bercabang, dan jarang – jarang memperlihatkan deferensiasi dalam jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Akar – akar keluar dari bagian batang yang tidak berdaun yang dinamakan pendukung akar. Pada bagian bawa sisi atas daun, terdapat suatu sisi yang dinamakan lidah – lidah (ligula). Lidah – lidah ini merupakan alat penghisap air (misalnya tetes air hujan), dan seringkali dengan perantaraan trakeida mempunyai hubungan dengan berkas – berkas pembuluh penagangkutan.









Selaginella selaginoides


Sellaginella besifat heterospor, protaliumnya amat kecil, jadi telah mengalami reduksi yang jauh. Rangkaian sporofil terminal, merupakan suatu bulir tunggal atau bercabang, biasanya radial, jarang sekali dorsiventral. Tiap sporofil mendukung satu sporangium yang keluar dari batang di atas ketiak daun. Sporangium itu menghasilkan mikro- dan megaspora, akan tetapi terpisah – pisah jadi ada mikro dan mengasporagium, tetapi daun – daunnya ditemukan dalam satu rangkaian sporofil. Biasanya makrosporagium terdapat pada bagain bawa, dan mikrosporagium pada bagian ujung pada rangkaian sporofil itu.
Dalam makrosporagium sel – sel induk spora yang terbentuk semua mati, kecuali satu yang akhirnya dengan pembelahan reduksi menghasilkan 4 spora yang dindingnya penjol – penjol. Mikrosporagium pipih, didalamnya banyak terkandung mikrospora. Dinding sporangium terdiri dari 3 lapisan sel, yang paling dalam merupakan tapetum yang berguna untuk member makanan kepada spora. Dinding sel – sel tapetum tidak terlarut. Sporangium membuka dengan suatu mekanisme kohesi, dan membukanya mengikuti suatu garis yang telah ditentukan. Bersama membukanya sporangium spora terlempar keluar.
Spora selagi masih berada dalam sporangium telah memulai perkembangannya untuk membentuk protalium, mula – mula spora membelah menjadi suatu sel kecil berbentuk lensa dan satu yang lebih besar.sel yang lebih besar berturut-turut mengadakan pembelahan sehingga menghasilkan 8sel dinding yang steril,dan 2 atau 4 sel yang dipusat.sel sel itu merupakan protaliumnya yang pada umumnya tidak meninggalkan sporanya. Sel yang kecil berbentuk lensa bersifat vegetative dan dinamakan sel rizoid. Seluruh protalium mungkin sekali hanyalah tediri dari satu anteridium saja dan sel sel yang letaknya dipusat akan membelah-belah lagi dan akhirnya akan merupakan sejumlah sel sel yang membulat menjadi sel-sel induk spermatozoid.sel-sel yang merupakan diding anteridium lalu terlarut didingnya menjadi suatu lapisan lendir yang didalamya terdapat spermatozoid.sel-sel rizoid tetap tidak berubah.seluruh protalium o sampai stadium itu tetap berada dalam kulit mikrospora,tetapi kulit itu pecah,sel-sel anteridium menjadi bebas,dan keluarlah spermatozoid berbentuk dada yang sedikit bengkok,masing-masing mempunyai 2 buluh cambuk pada ujungnya.Protalium betina belum begitu jauh mengalami reduksi.perkembangan pemulaanya pun terjadi didam makrospora,tetapi berbeda-beda menurut jenis.










inti spora membelah secara bebas menjadi banyak,yang lalu tersebar dalam plasma pada bagian atas spora.baru kemudian mulai terbentuk dindig-dinding sel yang meluas kebawa,sehinga seluruh spora terisi dengan sel-sel protalium.bersamaan dengan itu sel-sel membelah-belah terus menjadi sel-sel kecil,dan pada bagian atas protalium mulai terbentuk beberapa arkegonium.akhirnya diding marospora pecah,dan protalium yang terdiri dari sel-sel kecil dan tidak berwarna tersembul keluar dan bembentuk 3 rizoid pada 3 tempat. Setelah 1 atau beberapa arkegonium dibuahi,mulailah perkembangan emrionya yang biasanya bersifat endoskopik.untuk membebaskan diri dari protalium,emrio yang endoskopik itu membelok seperti lykodeum,calon akar baru dibentuk kemudian.pertumbuhan memanjang berlangsung dengan perantaraan suatu sel ujung sebagai sel pemulaanya.
Ada sekitar 700 jenis Selaginella, menampilkan berbagai karakter; genus adalah terlambat untuk revisi yang mungkin termasuk ke dalam beberapa cabang Genera. Lebih dikenal spikemosses termasuk:
• Selaginella Apoda - Meadow Spikemoss (timur Amerika Utara)
• Selaginella braunii - Arbor-vitae Fern (Cina)
• Selaginella bryopteris - Sanjeevani (India)
• Selaginella canaliculata - Clubmoss (Asia Selatan, Maluku)
• Selaginella densa - Lesser Spikemoss (barat Amerika Utara)
• Selaginella eclipes - Tersembunyi Spikemoss (timur Amerika Utara)
• Selaginella kraussiana - KRAUSS's Spikemoss (Afrika, Azores)
• Selaginella lepidophylla - "kebangkitan tanaman", "dinosauria tanaman" Amerika Utara
• Selaginella moellendorffii
• Selaginella rupestris - Rock Spikemoss atau memperhiasi Pine (timur Amerika Utara)
• Selaginella selaginoides - Lesser Clubmoss (utara sedang Eropa, Asia dan Amerika Utara)
• Selaginella uncinata - Peacock Fern
• Selaginella willdenovii - Electric Fern
3. Bangsa Lepidodendrales
Dua marga yang mendominasi pada masa Karbon adalah Lepidodendron dan Lepidophloios. Nama marga Lepidodendron berasal dari struktur batang, sedangkan Lepidophloios merupakan nama yang semula diberikan untuk menyebut struktur daun. Spesimen Lepidodendron yang ditemukan menunjukkan bahwa tinggi pohonnya mencapai lebih dari 38 m, dengan diameter basal 2 m. Batangnya besar, tegak, bercabang banyak membentuk tajuk yang Ie bar. Batang seringkali tidak bercabang hingga ketinggian 20 m atau lebih, clan di bagian apikal membentuk percabangan menggarpu. Cabang-cabang yang membentuk akar disebut rhizofor atau rhizomorf. Daun berbentuk linier, dengan panjang minimall m, dan hila gugur dari cabang akan meninggalkan bekas pada batang.Organ reproduktif Lepidodendrales berupa strobilus atau konus yang terdapat pada cabang-cabang distal. Sturktur strobilus terdiri dari aksis sentral dengan sporofil yang tersusun spiral dan bersirap. Sporangia terdapat pada permukaan atas sporofil. Pada jenis-jenis yang heterospor, mikrosporangia terdapat pada bagian apikal strobilus, sedangkan megasporangia pada bagian basal.

Gambar Rekonstruksi Lepidodendron.
A. Habitus; B. Stuktur batang.
Stigmaria merupakan nama marga untuk menyebut organ rhizofor, yaitu cabang-cabang yang membentuk akar. Nama marga Lepidostrobus semula diberikan untuk organ konus, baik yang monosporangiat maupun bisporangiat. Adapun Lepidocarpon adalah nama marga untuk konus megasporangiat yang struktur dasarnya sarna dengan Lepidostrobus, tetapi dengan sporangia yang hampir seluruhnya tertutup oleh sporofil.


Gambar. Rekonstruksi organ reproduktif vbangsa Lepidodendrales. (A). Strobilus tipe Lepidostrobus; (B) dan (C). Spora tipe Lycospora; (D). Megaspora tipe Lepidocarpon.
Batang tumbuhan itulah memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder pada batang pula meristem semacam kabium gabus,yang kearah dalam menghasilkan banyak sel-sel gelam, sehingga batang pohon itu lebih banyak terdiri dari unsur unsure gelam dari pada unsure unsure kayu. Pada lepidodendron hamper 90% penampang melintang terdiri dari gelam. Pohon yang miskin akan bagian kayu ini mempunyai alat alat yang tumbuh mendatar tidak jauh dari permukaan tanah, bersifat seperti rimpang. Organ ini mengdakan pertumbuhan menebal sekunder dan disebut pendukung akar atau stigmarium. Permukaanya penuh dengan bekas bekas akar, karena akar akar yang tumbuh dari stigmarium itu kemudian terputus dari stigmarium tadi.
Bangsa ini dibedakan dalam beberapa suku, yaitu suku sigillariaceae, batangnya penuh dengan bekas bekas daun yang berupa bantalan berbentuk segi enam dan tersusun berderet deret menurut poros bujur batang. Daun mencapai panjang 1m tetapi lebarnya hanya 1cm,mempunyai satu tulang daun,tersusun pada ujung batang yang bercabang-cabang mengarpu atau tidak lagi bercabang-cabng.pada bagian bawah tajuk pohon tampak bergantungan kumpulan sporofil berbentuk kerujut yang besar-besar. Contoh sigillariaelegans, s.micaudi,suku lepidodendraceae,daun-daun panjangnya sampai dm,tersusun menurut garis spiral dan duduk diatas bantalan-bantalan berbentuk belah ketupat.batangya memprrlihatkan lebih banyak percabangan dikotom,dan pada ujung cabang-cabang terdapat kerucut-kerucut sporofil.berkas pengangkut primer masih berupa suatu protostele dan bagi yang lebih tinggi tingkat perkembanggannya berupa sifonostele.pada sigillariaceae malahan terdapat jari-jari empulur

Dalam suku Lepidodendraceae termasuk antara lain Lepidodendron visculare,L.lepidostrobus major. Dapat disebut disini,bahwah memang ditemukan beberapa jenis warga lepidodendrales dari zaman karbon yang berupa heba menyerupai selaginella,yaitu miasdesmia. Lepidosspermae merupakan satu kelompok warga Lepidodendrales yang berbeda dengan warga tumbuhan paku lainya,karena mempunyai biji.makrosporofil menjadi suatu selubung (integument) sporangium, tetapi pada ujungnya terbuka,sehingga dapat menangkap mikrospora yang berhamburan, dan dengan cara-cara yang belum di ketahui akhirya akan terjadi pembuahan.organ tersebut tetap pada tumbuhan induknya dan berkembang menjadi biji. pada pembentukan kulit biji tidak hanya dinding sporangium saja yang ikut mengambil bagian,tetapi juga sporofil (integument). Karena makrosporofil tersusun dalam badan-badan berbentuk seperti kerucut,terjadila kerucut-kerucut yang mengandung biji seperti pada gymnospermae.dari gologan ini sebagai contoh adalah Lepidocarpon lomax, L.wetsfalicum, Miadesmia membranacea.
4. Bangsa Isoetales
Tumbuhan yang tergolong dalam bangsa ini berupa herba sebagian hidup tenggelam dalam air, sebagian hidup pada tabah – tanah yang basa.batang seperti ubi, jarang sekali bercabang menggarpu. Batang memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder yang agak menyimpang dari tipe pertumbuhan membesar sekunder biasa. Pada batang keluar akar-akar yang bercabang menggarpu. Pada bagian atas batang terdapat suatu rozet daun, terdiri dari daun – daun yang berujung lancip, panjang sampai 1 meter. Tiap daun mempunyai 4 saluran udara dan hanya satu ibu tulang yang tidak bercabang. Daun pada angkal melebar, mempunyai mesofil sederhana dan pada sisi atas (dekat dengan pangkalannya) mempunyaia suatu cekungan yang dinamakan foveum. Daun – daun kebanyakan adalah sporofil dengan satu sporogium dalam foveum. Hanya daun – daun yang paling dalam saja yang paling steril. Antara sporofil daun biasa tidak terdapat perbedaan bentuk diatas foveum terdapat lidah – lidah berupa selaput berbentuk segi-3 dengan pangkal yang terbenam. Ligula berguna sebagi alat penghisab air dan zat – zat makanan.
Daun – daun yang tersusun dibagian luar roset berupa magrosporofil dengan makrosporagium yang menghasilkan banyak makrospora berbentuk bulat atau tetraide. Daun – daun yang letaknya lebih dalam merupakan mikrosporofil dengan mikrosporogium yang menghasilkna mikrospora berbentuk jorong dan agak pipih pada salah satu sisinya. Besar sporangium sampai ½ cm dan didalmanya terdapat jaringan – jaringan steril yang dinamankan trabekula. Dindidng sporangium terdiri dari beberapa lapis sel dan uatu lapis tapetum yang tidak terlarut. Spora baru dapat terlepas jika sporangium telah busuk..
Protalium yang berumah dua itu amat kecil dan terbentuk didalam spora. Protalium O mengadakan perkembangan seperti protalium selaginella. Protalium O hanya menghasilkan 4 spermatozoid yang berbentuk spiral dan pada ujung muka terdapat suatu berkas bulu – bulu cambuk. Protalium betina dibentuk seperti pada salaginella dan mengisi seluruh makrospora pada tempat robeknya dinding spora protalium membentuk arkegonium.
Zigot dengan 2 dinding yang tegak lurus satu sama lain membelah menjadi 4 kuadran. Dua diantaaranya membentuk ujung tunas dan saun beserta ligulanya, yang dua lainnya menjadi akar dan haustorium. Suspensor tidak ada, letak embryo mula – mula endoskopik tetapi sedikit demi sedikit embryo itu berputar hingga mencapai kedudukan yang eksoskopi. Pertumbuhan selanjutnya bukan karena adanya suatu sel ujung sebgai sel pemula
Isoetales dianggap berasal dari lycopodiinae yang telah mengalami reduksi yang sekarang masih ada dan dapat dianggap sebgai reli golongan yang dulu merupakan golongan yang beraneka rupa. Semula tumbuh – tumbuhan inipun lebih besar. Contoh jenis ini adalah isoetes lacustris, Isoetes echinosporum, Isoetes duvieri.
• Peranan
Dibawah ini adalah beberapa tumbuhan paku kawat yang bermanfaat bagi manusia diantaranya adalah:
• Sebagai tanaman hias (Bangsa Sellaginellales contoh spesies Selaganella selaginoide)
• Sebagai obat – obatan (Bangsa Lycopodium contoh spesies Lycopodium clavatum)
• Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya Lycopodium cernuum.
















KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pterodophyta (tumbuhan paku) yang lebih khusus lagi membahas lebih dalam menganai Kelas Lycopodiinae (paku kawat) suadah memiliki batang dan akarnya bercabang – cabang menggarpu serta daun kecil –kecil, tidak bertangkai. Pada paku kawat ini mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara sporofit dan gametifit. Sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri. Tumbuhan paku hidup ditanah pada tempat yang lembab atau teduh serta ada yang hidup di air. Tumbuhan paku mengalami daur kehidupan yang menunjukkan adanya 2 keturunan yang bergiliran. Gametofitnya pada tumbuhan paku ini dinamakan protalium. Ada 4 kelas pada kelas ini yaitu Bangsa Isoetales, Bangsa Lepidodendrales, Bangsa Selanginellales dan Bangsa Lycopodiales. Contoh spesies dari kelas ini adalah Selaginella yang berguna sebagai tanama hias sedangkan Lycopodium clavanatum berguna sebagai obat – obatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar