Halaman

Rabu, 11 Mei 2011

LICHENES(LUMUT KERAK)

Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organism lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh karena itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khusunya pada pemanfaatan Lichen bagi kehidupan.
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis.
Lumut kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari - 2500 species yang ada.
Lumut adalah organisme komposit terdiri dari simbiosis asosiasi dari jamur (mycobiont itu) dengan fotosintesis mitra (yang photobiont atau phycobiont), biasanya baik ganggang hijau (umumnya Trebouxia sp) atau cyanobacterium (umumnya Nostoc).
Lumut terjadi di beberapa lingkungan yang paling ekstrim di Bumi- tundra Arktik, padang pasir panas, pantai berbatu dan tumpukan terak beracun. Namun, mereka juga berlimpah sebagai epifit pada daun dan cabang di hutan hujan dan hutan subtropis, pada batu telanjang, termasuk dinding dan batu nisan dan pada permukaan tanah yang terbuka (misalnya Collema ) dinyatakan habitat mesic. Lumut yang luas dan dapat berumur panjang. Namun, banyak spesies juga rentan terhadap gangguan lingkungan, dan mungkin berguna untuk ilmuwan dalam menilai efek dari polusi udara, penipisan ozon, dan kontaminasi logam. Lumut juga telah digunakan dalam pembuatan pewarna dan parfum, serta obat-obatan tradisional.
Tubuh (talus) dari lumut yang paling cukup berbeda dengan baik jamur atau alga tumbuh secara terpisah, dan menyolok mungkin menyerupai tanaman sederhana dalam bentuk dan pertumbuhan.
Jamur mengelilingi sel-sel ganggang, sering menutupinya dalam jaringan jamur kompleks unik untuk lichen asosiasi. Pada banyak spesies jamur menembus dinding sel alga, membentuk penetrasi Pasak atau haustoria serupa dengan yang dihasilkan oleh jamur patogen. lumut adalah poikilohydric, mampu bertahan pada tingkat yang sangat rendah kadar air.
Namun, kembali konfigurasi membran setelah jangka waktu dehidrasi memerlukan beberapa menit setidaknya. Selama periode ini sebuah "sup" metabolit baik dari mycobiont dan kebocoran phycobiont ke dalam ruang extracellar. Ini sudah tersedia untuk kedua bionts untuk mengambil produk metabolisme penting memastikan tingkat sempurna dekat mutualisme organisme epifit lain juga dapat mengambil manfaat dari lindi ini kaya gizi. Fenomena ini juga menunjukkan penjelasan kemungkinan lichen evolusi dari phycobiont aslinya dan komponen mycobiont dengan migrasi berikutnya dari lingkungan perairan untuk lahan kering.
Sel-sel alga atau cyanobacterial dapat melakukan fotosintesis, dan seperti pada tanaman mereka mengurangi atmosfer karbon dioksida menjadi gula karbon organik untuk memberi makan kedua simbion. Kedua mendapatkan mitra air dan nutrisi mineral terutama dari suasana, melalui hujan dan debu. Mitra jamur melindungi alga dengan penahan air, melayani sebagai daerah tangkapan yang lebih besar untuk nutrisi mineral dan, dalam beberapa kasus, menyediakan mineral yang diperoleh dari substrat . Jika cyanobacterium hadir, sebagai mitra utama atau Simbion lain selain ganggang hijau seperti dalam lumut tripartit tertentu, mereka dapat memperbaiki nitrogen atmosfer, melengkapi kegiatan ganggang hijau.
Alga dan komponen jamur dari beberapa lumut telah dibudidayakan secara terpisah dalam kondisi laboratorium, tetapi dalam lingkungan alami lumut, tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa pasangan simbiosis. Memang, meskipun strain cyanobacteria ditemukan di berbagai cyanolichens sering erat terkait satu sama lain, mereka berbeda dari strain hidup bebas yang paling terkait erat. Hubungan simbiosis lumut adalah dekat: Ini memperluas jangkauan ekologi dari kedua mitra dan wajib untuk pertumbuhan dan reproduksi di alam lingkungan. Propagul (diaspores) biasanya mengandung sel-sel dari kedua pasangan, meskipun komponen jamur yang disebut "spesies pinggiran" mengandalkan hanya pada sel-sel alga tersebar oleh "spesies inti."
Asosiasi lichen dapat dianggap sebagai contoh mutualisme, commensalism atau bahkan parasitisme, tergantung pada spesies. Cyanobacteria di laboratorium pengaturan bisa tumbuh lebih cepat ketika mereka sendiri daripada ketika mereka adalah bagian dari lumut. Hal yang sama, bagaimanapun, dapat dikatakan terisolasi sel kulit tumbuh dalam budaya laboratorium, yang tumbuh lebih cepat dibandingkan sel sejenis yang diintegrasikan ke dalam jaringan fungsional. Namun, dari karya mutualisme Coxson akan muncul untuk terbaik meringkas pengetahuan kami saat ini.
Meskipun lumut telah diakui sebagai organisme untuk beberapa waktu, itu tidak sampai 1867, ketika Simon Schwendener ahli botani di Swiss mengusulkan teori dual nya lumut, bahwa sifat sejati dari asosiasi lichen mulai muncul hipotesis Schwendener, yang pada saat itu tidak memiliki bukti eksperimental, berasal dari analisis yang luas tentang anatomi dan pembangunan di lumut, ganggang, dan jamur dengan menggunakan mikroskop cahaya .
Banyak lichenologists terkemuka pada saat itu, seperti James Crombie dan Nylander, menolak hipotesis Schwendener karena konsensus umum adalah bahwa semua makhluk hidup otonom. Ahli biologi lainnya menonjol, seperti Heinrich Anton de Bary , Albert Bernhard Frank , dan Hermann Hellriegel tidak begitu cepat menolak ide-ide Schwendener dan konsep segera menyebar ke daerah lain studi, seperti mikroba, tanaman, hewan dan patogen manusia. Ketika hubungan yang kompleks antara mikroorganisme patogen dan inang akhirnya diidentifikasi-menyangkal gagasan hipotesis holistik organisme-Schwendener mulai mendapatkan popularitas. Bukti eksperimental lebih lanjut dari sifat ganda dari lumut diperoleh ketika Eugen Thomas mempublikasikan hasil pada tahun 1939 pada eksperimen sintesis pertama yang berhasil kembali.
Lichenes merupakan bentuk asosiasi alga dan fungi yang hidup bersama di dalam hubungan simbiosis yang menghasilkan tubuh baru dalam bentuk thalus lichenes. Lichenes menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan air hujan hanya pada saat untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang utama lichenes menyerap air dan kebutuhan lainnya dari udara (Anonim,1998).
Lichenes merupakan organisme yang sangat kuat untuk bertahan hidup, namun organisme ini sangat sensitif terhadap polutan udara sulfur oksida (Jenifer et al, 1996).
1.2 Rumusan Masalah
 Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
 Bagaimana morfologi/ciri-ciri dan bagian-bagian dari Lichenes?
 Bagaimanakah klasifikasi dari Lichenes?
 Bagaimana perkembangbiakan Lichenes?
 Apakah manfaat/peranan Lichenes?
1.3 Tujuan
 Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai berikut:
a. Untuk menyelesaikan tugas dalam matakuliah Botani Tingkat Rendah yang ditugaskan oleh dosen pembimbing
b. Mengetahui dan memahami tentang Ciri dan peranan Lichenes sebagai indikator pencemaran udara.












Bab 2. PEMBAHASAN
 Pengertian
Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari fungus(sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc). Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan
masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat jiga di atas tanah, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2 tertutup oleh lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya tempat di atas permukaan air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat endolitik.
Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia.
Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentru pula. Untuk memelihara Lichenes pada medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat dipiara dengan mudah pada medium buatan. Pada umumnya Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Jadi daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam kultur murni cendawan itu memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut simbiosis. Masing-masing organisme itu sendiri disebut simbion. Dalam pembicaraan sehari-hari simbiosis itui sering diartikan sebagai hidup bersama dengan keuntungan bagi kedua simbion, yang seharusnya dinamakan mutualisme.
Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang.
Dapat juga hubuingan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan diperalat oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hunbungan seorang majikan dengan budaknya (heloot). Dalam hal ini hidup bersama natara cendawan dan ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang masih belum tercapai persesuaian paham.
Pada penampang melintang talus lichenes tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang miselium cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang. Dalam hal tersebut bentuk ganggang menentukan bentuk Lichenes. Pada umumnya miselium cendawan jauh lebih banyak bagian dalam takus terdiri atas anyaman hiva yang renggang dan merupakan lapisan teras(lapisan empulur). Dalam lapisan ini dekat dengan permukaan sel-sel ganggang, bergerombol yang merupakan lapisan yang dinamakan lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas mislelium cendawan lagi yang teranyam sebagai plektenkim dengan rapat.
Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai lembaran-lembaran, dan seperti semak. Yang pertama biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai rizoid pada substratnya dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua mempunyai ujung talus yang bebas dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan hubungan filogenetik antara anggota-anggota yang tergolong di dalamnya. Kebanyakan Lichexnes berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus terpisah lalu tumbuh menjadi individu baru. Pada bebarapa jenis Lichenes,pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari indukknya. Dengan robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu yang ditiup angin. Benda-benda tersebut pada tempat lain dapat tumbuh menjadi Lichenes baru. Seringkali soredium itu tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai batas yang jelas yang dinamakan soralum. Pada talus Lichenes, cendawan akhirnya dapat membentuk tubuh buah yang menurut jenis cendawan dapat berupa apotesium atau peritesium. Spora yang dilepaskan , di tempat yang baru jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang pada talus indukknya.
Menurut habitusnya, Lichen dibagi menjadi dua yaitu :
a. Lichenes dengan talus berbentuk lembaran-lembaran
b. Lichenes dengan talus berbentuk semak-semak
Pada tipe Lichen dengan talus lembaran, talus seluruhnya melekat dengan sisi bawahnya pada alas sedangkan tipe Lichen dengan talus berbentuk semak-semak, hanya pangkal talus saja yang melekat pada alas dan ujungnya tetap bebas dan bercabang-cabang seperti batang Cormophyta.

Macam-macam Lichen (Google, 2009)
 Karakteristik Lichenes
 Ciri-ciri umum
Lichenes memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
 Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
 Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput lander sel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
 Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
 Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
 Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
 Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali
 Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
 Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
 Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.
 Menurut cendawan penyusunnya, Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Ascomychenes dan Basidiolichenes.
Lumut tidak memiliki akar dan tidak perlu air setiap saat seperti tumbuhan tinggi besar, sehingga mereka dapat tumbuh di lokasi yang mustahil bagi kebanyakan tanaman, seperti batu gundul, tanah atau pasir steril, dan berbagai struktur buatan seperti dinding, atap dan monumen.
Banyak lumut juga tumbuh sebagai epifit (epi - pada permukaan, phyte - tanaman) pada tanaman lain, terutama pada batang dan cabang-cabang pohon. Ketika tumbuh pada tanaman lain, lumut tidak parasit , mereka tidak mengkonsumsi bagian dari tanaman atau racun itu. Beberapa yang tinggal di tanah lumut, seperti anggota subgenus Cladina (lumut rusa), bagaimanapun, menghasilkan bahan kimia yang larut ke dalam tanah dan menghambat perkecambahan benih tanaman dan pertumbuhan tanaman muda.
Stabilitas dari mereka substrat merupakan faktor utama dari habitat lumut. Kebanyakan lumut tumbuh di permukaan batu stabil atau kulit pohon tua, tetapi banyak orang lain tumbuh di tanah dan pasir (gambar 2). Dalam kasus ini yang terakhir, lumut seringkali merupakan bagian penting dari stabilisasi tanah, memang, dalam beberapa ekosistem gurun, vaskuler (lebih tinggi) tanaman benih tidak bisa menjadi didirikan kecuali di tempat-tempat di mana kerak lumut menstabilkan pasir dan membantu mempertahankan air.

Hutan Dengan Tanah Lichen-Cover
 Habitat Lichenes
 Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan pohon dan batu-batuan serta dalam proses terjadinya tanah.
 Lichenes sangat tahan terhadap kekeringan.
 Jenis-jenis Lichen yang hidup pada bebatuan pada musim kering berkerut sampai terlepas alasnya tetapi organisme tersebut tidak mati dan hanya berada dalam hidup laten/ dormancy.
 Jika segera mendapat air maka tubuh tumbuhan yang telah kering tersebut mulai menunjukkan aktivitasnya kembali.
 Pertumbuhan talusnya sangat lambat.
 Ukuran tubbuhnya dalam satu tahun tidak mencapai 1 cm. badan buah yang baru akan tumbuh setelah Lichen mengadakan pertumbuhan vegetatif selama bertahun-tahun.
 Morfologi dan Anatomi Lichenes
Beberapa lumut memiliki aspek daun (lumut foliose), yang lain menutupi substrat seperti kerak (lichen crustose), yang lain seperti genus Ramalina mengadopsi bentuk semak (lumut fruticose), dan ada lumut gelatin seperti genus Collema.
Pertumbuhan lumut kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi yang berbeda, yang dikenal sebagai:
1. Foliose (bentuk daun)
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya. Membentuk bercak pada batu, dinding dan kulit kayu pohon tropika (gambar 3 dan 4). Permukaan bawah melekat pada substrat dan permukaan atas merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai 15-40 cm pada lingkungan yang menguntungkan.

Foliose lumut di batu tumbuh keluar dan mati di tengah.


Suatu lumut foliose, pada dinding.
2. Crustose
Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada batu, berbentuk seperti coret-coret kecil dan pada batang kayu yang sudah mati.
3. Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun (gambar 6). Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dansering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.


Squamulose lumut pada Cladonia carneola

4. Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan (gambar 7).

Usnea australis, suatu bentuk fruticose, tumbuh di cabang pohon
5. Lumut Kerak Berfilamen
Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna jingga kekuningan atau hijau cerah.
Anatomi lumut kerak Apabila kita sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian diamati di bawah mikroskop, maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan hifa. Secara garis besar susunan tubuh lumut kerak dapat dibedakan menjadi 3 lapisan ( lihat gambar 8).

Anatomi lumut kerak
Struktur morfologi dalam ( anatomi) diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:
 Lapisan Luar (korteks)
Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap dapat tumbuh. Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebutlapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
 Lapisan Gonidium
Merupakan lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan dengan dengan berfotosintesis. Terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
 Lapisan Empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.
 Korteks bawah
Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikalterhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari:
 Soredia
Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit sehingga soredia dapat dengan mudah. Diameternya sekitar 25 – 100 m diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia. Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia
ini terdapat di dalam soralum. Potongan Lobaria pulmonaria. Bagian hitam yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya. Lapisan hijau adalah koloni alga.
 Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan tingginya antara 0,5 – 3 m ìkulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 m. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
 Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
 Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
 Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
 Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuhsaja.
 Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
 Cephalodia.
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.

 Struktur sel
Di dalam sel lichenes terdapat sel-sel alga yang berperan dalam pembentukan makanan karena dapat melakukan fotosintesis. Untuk bagian-bagian lainnya sama seperti pada jamur karena lichenes merupakan penyusun utama tubuh lichenes.

Struktur sel
 Reproduksi dan Pertumbuhan Lichenes
Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya. Jenis ini merupakan tumbuhan dengan bentuk dan pertumbuhan yang sederhana. Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual. Reproduksi secara aseksula umunya dilakukan oleh tipe Fructiose Lichen. Fructiose Lichen dapat dengan mudah melakukan fragmentasi. Sebagian besar fragmentasi tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus pada Lichen mengalami kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika mulai terdapat embun. Lichen yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai berikut
a. Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi individu baru.
b. Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
c. Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.
Perkembangbiakan secara seksual umunya terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.
- -Perkembangbiakan lumut kerak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu vegetatif dan generatif.

1. Reproduksi Vegetatif
Dilakukan dengan cara fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa angin atau air dan tumbuh di tempat lain (Lihat gambar 10)

Soredium
2. Reproduksi Genetatif
Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak (gambar 11).

Reproduksi generative

Soredium adalah Sekelompok jalinan hifa yang menyelubungi sel- sel alga. Fragmentasi adalah terlepasnya bagian tubuh untuk menjadi organisme baru.
Untuk reproduksi, lumut memiliki isidia, soredia, dan mengalami fragmentasi sederhana. Struktur ini juga terdiri dari hifa jamur melilit cyanobacteria. (Eichorn, Evert, dan Raven, 2005) Sedangkan struktur reproduksi semua terdiri dari komponen yang sama (Mycobiont dan Photobiont) mereka masing-masing unik dengan cara lain. Isidia adalah pertumbuhan yang kecil di bagian luar lumut tersebut. Soredia adalah propagul tepung yang dilepaskan dari atas talus. Dalam rangka untuk membentuk lumut, maka propagul soredia harus berisi baik photobiont dan mycobiont tersebut.
Lichenes yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai berikut :
1. Sebagian talus memisahkan diri yang kemudian akan berkembang menjadi individu baru.
2. Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa Fungi. Soredia ini sering terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas yaitu sorala.
3. Perkembangbiakan dengan spora Fungi yang hanya menghasilkan Lichenes baru jika Fungi tersebut dapat menemukan partner alga yang cocok.
Perkembangbiakan secara seksual umumnya terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok maka akan terjadi sexual fusion dan pembelahan meiosis.

 Klasifikasi Lichenes
Lumut diberi nama berdasarkan komponen jamur, yang memainkan peran utama dalam menentukan bentuk lumut itu. Jamur ini biasanya terdiri dari mayoritas massal lumut, meskipun dalam lumut berserabut dan agar-agar hal ini tidak selalu terjadi. Jamur lumut biasanya anggota Ascomycota -jarang anggota Basidiomycota , dan kemudian disebut basidiolichens untuk membedakan mereka dari ascolichenes lebih umum.
Sebelumnya, beberapa ahli taksonomi lumut lichen ditempatkan di divisi mereka sendiri, Mycophycophyta. Tetapi praktik ini tidak lagi diterima karena komponen milik untuk memisahkan garis keturunan . Baik ascolichenes maupun bentuk garis keturunan basidiolichens monofiletik di masing-masing filum jamur mereka, tetapi mereka beberapa bentuk utama semata-mata atau terutama-membentuk kelompok lumut dalam masing-masing filum.
Bahkan lebih luar biasa dari basidiolichens adalah jamur Geosiphon pyriforme , anggota Glomeromycota yang unik dalam hal itu membungkus sebuah Simbion cyanobacterial di dalam sel tersebut. Geosiphon biasanya tidak dianggap lumut, dan simbiosis aneh yang tidak diakui selama bertahun-tahun.
Lichen dibedakan menurut jenis cendawan yang menyusunnya yaitu :
a. Ascholichen
Jika cendawan yang menyusunnya tergolong dalam Phyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria (gambar 12 dan 13). Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang berupa apotesium. Berlainan dengan Discomycetales yang hidup bebas yang apotesiumnya hanya berumur pendek. Apotesium pada Lichenes ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rasuk angin) yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohonan di hutan apalagi di daerah pegunungan.


Dermatocarpon sp

Gambar 13. Verrucaria

Contoh Ascholichenes adalah Usnea barbata dan Usnea dasypoga yang dianggap mempunyai khasiat obat untuk ramuan pembuatan jamu tradisional (gambar 14 dan 15). Usnea menghasilkan suatu antibiotik asam usnin yang berguna untuk melawan Tuberculosis. Rocella tinctoria untuk pembuatan lakmus. Cladonia rangifera adalah makanan utama rusa kutub. Cetraria islandica terdapat di daerah pegunungan di eropa mempunyai khasiat obat. Lobaria pulmonaria berupa lembaran-lembaran seperti kulit yang hidup pada pohon-pohon dan batu-batu.


Usnea barbata

Usnea dasypoga

Dalam klas Ascolichenes ini dibangun juga komponen alga dari famili Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa gelatin.
Genus dari Mycophyceae adalah : Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari Chlorophyceae adalah : Protococcus, Trentopohlia, Cladophora dan lain-lain.
b. Basidiolichenes (Hymenolichenes)
Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan genus : Cora, Corella dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filament yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu Chrococcus.
Basidiolichenes kebanyakan mempunyai tallus yang berbentuk lembaran-lembaran. Pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium yang sangat menyerupai tubuh buah Hymenomycetales. Contoh Cora pavonia, sebagai bahan pembuat obat-obatan (gambar 16).

Cora pavonia
 Peranan Lichenes
Lichen memiliki peranan yang penting dalam perekonomian yaitu sebagai bahan makanan yang dapat diolah oleh daerah-daerah tertentu, dapat digunakan sebagai primitive antibiotics, maupun sebagai ekstrak pewarna ungu dan merah.
Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu menjadi tempat yang digunakan untuk tumbuh-tumbuhan lain.
Peran lumut kerak bagi manusia:
1. Sebagai tumbuhan perintis
2. Membantu siklus nitrogen
3. Sebagai indikator lingkungan
4. Peranan lain dari lumut kerak
5. Peranan lain dari lumut kerak adalah:
• Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat
karena mengandung antikanker.
• Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
• Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat
meruginan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah
seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya.
Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat, hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet sebagai akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaranpaling rendah sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah terkena pencemaran.
Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi nitrogen organik (asam amino dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan.
Banyak lumut menghasilkan senyawa sekunder, termasuk pigmen yang mengurangi jumlah berbahaya dari sinar matahari dan racun kuat yang mengurangi herbivora membunuh bakteri atau. Senyawa ini sangat berguna untuk identifikasi lichen, dan memiliki kepentingan ekonomi sebagai pewarna seperti cudbear atau primitif antibiotik.
Ada laporan kencan hampir 2000 tahun lichen digunakan untuk mengekstrak dan merah warna ungu. Dari makna sejarah dan komersial yang besar adalah lumut milik keluarga Roccellaceae, biasa disebut orchella rumput atau cat ungu kemerah-merahan. Orcein dan pewarna lumut lainnya sebagian besar telah diganti dengan versi sintetis. pH indikator lakmus adalah pewarna diekstrak dari lumut Tinctoria rocella.
Ekstrak dari banyak Usnea spesies digunakan untuk mengobati luka di Rusia pada pertengahan abad kedua puluh. Substansi olivetol ini ditemukan secara alami hadir dalam spesies tertentu lumut.
Ini adalah properti itu saham dengan ganja tanaman, yang internal menghasilkan substansi terkait olivetolic asam (sebelum menggunakannya untuk biosynthesise tetrahydrocannabinol (THC)).
Lumut dimakan oleh berbagai budaya di seluruh dunia. Meskipun beberapa lumut hanya dimakan pada saat kelaparan, yang lain adalah makanan pokok atau bahkan makanan lezat. Dua hambatan yang sering ditemui ketika makan lumut: lumut polisakarida umumnya dicerna bagi manusia, dan lumut biasanya mengandung sedikit beracun senyawa sekunder yang harus dihapus sebelum makan. Sangat sedikit lumut beracun, tetapi mereka tinggi asam vulpinic atau asam usnat beracun. lichen beracun Kebanyakan kuning.
Di masa lalu lumut Islandia (Cetraria islandica) adalah makanan manusia yang penting di Eropa bagian utara, dan dimasak sebagai roti, bubur, puding, sup, atau salad. Wila (Bryoria fremontii) adalah makanan yang penting dalam bagian dari Amerika Utara, di mana itu biasanya pitcooked. masyarakat Utara di Amerika Utara dan Siberia tradisional memakan sebagian dicerna lichen rusa (Cladina sp.) setelah mereka keluarkan dari rumen dari karibu atau rusa yang telah dibunuh. babat Rock ( Umbilicari dan Lasalia ) merupakan lichen yang sudah sering digunakan sebagai makanan darurat di Amerika Utara, dan satu spesies, Umbilicaria esculenta, digunakan dalam berbagai makanan tradisional Korea dan Jepang.
 Pengaruh Lichenes Terhadap Pencemaran Udara
Lumut kerak (Lichenes) ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling bersimbiosis mutualisme. Jamurnya adalah golongan Ascomycota atau Basidiomycota dengan alga hijau/Chlorophyta atau alga biru/Cyanophyta yang uniseluler.
Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada lumut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu. Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya. Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran udara, karena dia tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar. Jadi, apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indikator pH.
Dari sejumlah laporan diketahui bahwa talus Lichenes dapat mengakumulasi Pb yang berasal dari hasil emisi gas buang kendaraan bermotor. Hasil penelitian Bargagli et al (1987) dalam Nursal, dkk (2005) menunjukkan bahwa Lichenes merupakan indikator yang baik terhadap pencemaran udara. Di daerah Tuscany-Italia, konsentrasi Pb pada talus Lichenes terdapat 13,2 μgg-1 berat kering. Konsentrasi Pb terbanyak ditemukan di daerah yang dekat dengan area parkir kendaraan dan di dekat jalan raya. Akumulasi Pb pada Parmelia physodes menurun secara proporsional pada jarak yang semakin jauh dari jalan raya (Deruelle dan Kovacs, 1992 dalam Nursal, dkk, 2005). Hasil penelitian Deruelle (1981) dalam Nursal, dkk (2005) juga menunjukkan bahwa pada jarak 15 m dari jalan raya akumulasi Pb ditemukan sebanyak 1002 μgg-1 berat kering, sedangkan pada jarak 600 m dari jalan raya akumulasi Pb hanya 65 μgg-1 berat kering. Lichenes juga dapat digunakan sebagai indikator terhadap berbagai polutan diantaranya SO2, NO2, HF, Chlorida, O3, peroksi asetat, logam berat, isotop radioaltif, pupuk, pestisida, dan herbisida (Kovacs, 1992 dalam Nursal, dkk, 2005). Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap bahan pencemar. Ada yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran. Kisaran toleransi Lichenes terhadap SO2 ternyata cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat hidup pada konsentrasi SO2 150μgm-3. Pada konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi jenis Lichenes yang bisa hidup. Lecanora conizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang dikoloni oleh alga apabila konsentrasi SO2 125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon yang sama apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3 dan Usnea florida dapat ditemukan apabila konsentrasi SO2 30 μgm-3
Pb yang terdapat di udara dapat terakumulasi pada jaringan tubuh makhluk hidup terutama pada talus Lichenes (Lumut kerak). Dari sejumlah laporan diketahui bahwa talus Lichenes dapat mengakumulasi Pb yang berasal dari hasil emisi gas buang kendaraan bermotor. Hasil penelitian Bargagli et al (1987) menunjukkan bahwa Lihenes merupakan indikator yang baik terhadap pencemaran udara. Di daerah Tuscany-Italia, konsentrasi Pb pada talus Lichenes terdapat 13,2 μgg-1 berat kering. Konsentrasi Pb terbanyak ditemukan di daerah yang dekat dengan area parkir kendaraan dan di dekat jalan raya. Akumulasi Pb pada Parmelia physodes menurun secara proporsional pada jarak yang semakin jauh dari jalan raya (Deruelle dalam Kovacs, 1992). Hasil penelitian Deruelle (1981) juga menunjukkan bahwa pada jarak 15 m dari jalan raya akumulasi Pb ditemukan sebanyak 1002 μgg-1 berat kering,sedangkan pada jarak 600 m dari jalan raya akumulasi Pb hanya 65 μgg-1 berat kering Lichenes juga dapat digunakan sebagai indikator terhadap berbagai polutan diantaranya SO2, NO2, HF, Chlorida, O3, Peroksi asetat, Logam berat, Isotop radioaltif, pupuk, pestisida, dan (Kovacs, 1992). Jenis-jenis Lichenes mempunyai tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap bahan pencemar. Ada yang bersifat sensitif dan ada pula yang bersifat toleran. Kisaran toleransi Lichenes terhadap SO2 ternyata cukup tinggi. Lecanora conizoides masih dapat hidup pada konsentrasi SO2 150μgm-3. Pada konsentrasi SO2 lebih dari 170 μgm-3 tidak ada lagi jenis Lichenes yang bisa hidup. Lecanoraonizaeoides ditemukan pada kulit batang pohon yang dikoloniet oleh alga apabila konsentrasi SO2 125 μgm-3. Usnea ceratina dapat ditemui pada pohon yang sama apabila konsentrasi SO2 35 μgm-3 dan Usneaflorida dapat ditemukan apabila konsentrasi SO2 30 μgm-3 (Galun and Ronen dalam Galun, 2000). Untuk dapat memprediksi lebih awal kemungkinan dampak yang dapat ditimbulkan oleh polutan Pb di masa yang akan datang terhadap kehidupan, perlu dilakukan monitoring terhadap keberadaannya sebagai bahan pencemar (polutan) di udara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akumulasi Timbal (Pb) pada talus Lichenes yang tumbuh pada permukaan batang pohon di jalur hijau Kota Pekanbaru. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi awal tentang kualitas lingkungan udara di Kota Pekanbaru. Selain itu juga diharapkan dapat berguna bagi keperluan penelitian lebih lanjut.
Bab 3. KESIMPULAN
Lichenes menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan air hujan hanya pada saat untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang utama lichenes menyerap air dan kebutuhan lainnya dari udara. Memiliki cirri-ciri :
 Lumut kerak (Lichenes) ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling berinteraksi membentuk kehidupan simbiose yaitu simbiosis mutualisme.
 Komponen fungi disebut mikobion dan komponen alga disebut fikobion namun sering juga penyebutan Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, ganggangnya berupa ganggang bersel tunggal atau berupa koloni.
 Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain choococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentopohlia.
 Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales.
 Mungkin juga basidiomycetes mengambil bagian dalam membentuk Lichenes
 Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada umut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu.
 Karena mampu hidup pada batu-batuan, selain juga di pohon-pohonan secara komensalisme tetapi banyak yang hidup pada tanah ataupun pada batu terutama di daerah tundra.
 Hidup Lichen tidak bergantung pada tinggi tempat hidupnya dari permukaan laut oleh karena itu Lichen dapat ditemukan mulai dari dataran randah sampai pada dataran tinggi
 Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu mengawali kehidupan dari kehidupan yang lain misalnya hidup di atas batu artinya Lichenes sebagai tumbuhan pioneer / perintis memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan.
Lumut kerak dapat hidup di segala ketinggian di atas batu cadas, di tepi pantai, sampai di gunung-gunung yang tinggi.
Lumut kerak dapat berperan dalam pembentukan tanah dan menghancurkan batu-batuan yang cadas sehingga lumut jenis ini disebut juga sebagai tumbuhan perintis.
Lumut kerak adalah makhluk hidup yang tahan terhadap kekeringan dalam waktu yang lama. Pada saat kekeringan dan tersengat matahari secara terus-menerus, lumut ini akan kering, tetapi tidak mati. Pada saat turun hujan, lumut kerak tumbuh kembali. Ciri lain lumut ini adalah pertumbuhan talusnya yang lambat. Dalam satu tahun, pertumbuhan talusnya kurang dari 1 cm.
Dari data-data yang terdapat di atas juga, dapat disimpulkan bahwa:
1. Lichenes tidak dapat hidup di suatu tempat yang udaranya tercemar
2. Lichenes dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran udara
 Artinya jika Disuatu tempat masih terdapat lichenes maka dapat diketahui bahwa udara di tempat tersebut masih tergolong bersih, dan
 Jika di suatu tempat tidak terdapat Lichenes maka dapat diketahui udara ditempat tesebut sudah tercemar.

SPIRULINA

SPIRULINA, tumbuhan mikroganggang yang hidup sejak 3,6 milyar tahun yang lalu, merupakan sumber nutrisi alami yang paling lengkap bila dibandingkan dengan sumber nutrisi lain yang pernah ada.
Ciri-ciri Cyanophyceae:
• Bersel tunggal ( uniseluler ), ada pula yang berkoloni.
• Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri darI fikosianin dan fikoeritrin.
• Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulose, kadang – kadang berlendir.
• Inti sel tidak memiliki membran ( prokariotik)
Jenis-jenis Ganggang Hijau biru
• Ganggang hijau-biru bersel satu (ordo Chroococcales)
• Ganggang hijau- biru berkoloni (berkelompok), (ordo Chamaesiphonales)
• Ganggang hijau- biru berupa benang (filamen), (ordo Hormogonales)
Struktur Sel Cyanophyceae:
• Dinding sel, (untuk perlindungan) Di sebelah luar terdapat selaput lendir: untuk perlindungan dan pergerakan
• Membran sel, (untuk mengatur keluar masuknya zat)
• Lamela fotosintetik = tilakoid, (untuk fotosintesis)
• DNA, (untuk menentukan sifat)
• Sitoplasma, (sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolik)
Reproduksi Cyanophyceae:
• Dengan cara pembelahan sel (biner)
• Dengan cara fragmentasi
• Dengan cara pembentukan spora
Peranan Cyanophyceae bagi Manusia
a). Merugikan
Beberapa Ganggang ini yang hidup di air dapat mengeluarka racun . Racun tersebut terlarut di dalam air dapat meracuni organisme yang meminumnya. Banyak biri-biri mati setelah minum air telaga di Australia.
b). Menguntungkan
1. Pengikat nitrogen bebas di udara (Nostoc, Gloeocapsa dan Anabaena).
2. Pupuk hijau yang mengandung nitrogen (Azolla pinnata)
3. Bahan makanan berprotein tinggi (Spirulina)

C. FAKTA UNIK DAN MENARIK
• Warna ganggang tidak tetap, kadang-kadang tampak kemerah-merahan, kadang-kadang kebiru-biruan. Gejala ini dianggap sebagai suatu penyesuaian diri terhadap sinar (adaptasi kromatik).
• Cyanophyceae umumnya tidak bergerak. Di antara jenis-jenis yang berbentuk benang dapat mengadakan gerakan merayap yang meluncur pada alas yang basah.
• Ganggang ini merupakan perintis dan menyiapkan batu-batu atau cadas-cadas untuk tumbuh-tumbuhan lain yang lebih tinggi. Beberapa jenis ganggang ini dapat melarut batu kapur. Ada pula di antaranya yang ikut menyusun Lichenes.
• Ganggang hijau-biru terdapat dalam sumber air panas di berbagai tempat di permukaan bumi. Mereka dapat tumbuh subur pada suhu sampai 85°C, yang hampir merupakan batas atas bagi kehidupan untuk dapat ada dalam keadaan aktif.
• Selain bercirikan warna hijau kebiru-biruan, yang disebabkan suatu pigmen tambahan selain klorofil dan karotenoid. Kadang-kadang pigmen merah juga ada, dan variasi dalam perbandingan pigmen-pigmen ini menghasilkan kisaran yang sangat luas. Laut Merah diberi nama demikian karena kadang-kadang ganggang hijau-biru ini terdapat dalam jumlah amat besar, sehingga pigmen merah yang lebih banyak itu jadi tampak.

D. KONSEP-KONSEP IPA
Asimilasi: Pengubahan makanan menjadi protoplasma
Epifit: Menumpang terhadap tumbuhan lain tetapi tidak mengambil makanan dari tubuh inangnya
Fikobilin: Pigmen ganggang biru dan merah yang dapat larut dalam air
Fikoeritrin: Pigmen merah pada ganggang
Fikosianin: pigmen biru kehijauan pada ganggang
Heterokista; Sel ukuran lebih besar dibandingkan dengan sel tetangga, memiliki dinding sel lebih tebal, dapat menambat nitrogen dari udara
Karotenoid: pigmen merah, kunung dan jingga yang larut dalam lemak terdapat pada sel-sel yang berfotosintesis/ bagian lain tumbuhan
Osilasi: Gerakan maju mundur
Trikom: Struktur bentuk tabung yang membentuk filamen pada ganggang hijau- biru
SPIRULINA, tumbuhan mikroganggang yang hidup sejak 3,6 milyar tahun yang lalu, merupakan sumber nutrisi alami yang paling lengkap bila dibandingkan dengan sumber nutrisi lain yang pernah ada.
Spirulina adalah sumber nutrisi 100 persen alami dan makanan yang bersifat alkali. Agar tubuh tetap sehat, sangat penting bagi kita untuk mengkonsumsi makanan sehari-hari dengan proporsi seimbang antara 80% makanan ber-alkali dan 20% makanan bersifat asam.
Untuk itu, spirulina memang memiliki kandungan yang sangat lengkap dan baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Bayangkan, spirulina ternyata memiliki kandungan zat besi 58 kali lebih banyak daripada sayur bayam dan 18 kali lebih tinggi daripada daging. Ganggang ini juga mengandung beta karoten 25 kali lebih banyak daripada wortel, dan 100 kali lebih banyak daripada pepaya, di samping kandungan lain seperti vitamin, protein, mineral, lemak, dan karbohidrat.
Spirulina tersedia dalam bentuk pil atau bubuk. Sebagian besar spirulina dikonsumsi di AS dikembangkan di laboratorium. Ada berbagai macam spesies spirulina yang berbeda, hanya beberapa yang diidentifikasi pada label produk komersial yang tersedia. Spirulina maxima (dikembangkan di Meksiko) dan Spirulina plantensis (dikembangkan di California) adalah yang paling populer. Sayangnya, spirulina yang dipasarkan dalam berbagai kemasan di Tanah Air semuanya impor di antaranya dari China, Jepang, India, dan Amerika Serikat. Hal itu disebabkan belum ada investor yang menganggap spirulina sebagai makanan kesehatan. Padahal spirulina memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan suplemen kesehatan lainnya, antara lain:
1. Meningkatkan imunitas
Pada penelitian terbaru terhadap kandungan spirulina, terungkap bahwa ganggang ini bisa menjadi stimulan penyembuhan kanker lewat kemampuannya meningkatkan daya tahan tubuh. Spirulina bekerja dengan meningkatkan produksi antibodi, cytokines, (protein pelawan infeksi), dan sel lain yang meningkatkan imunitas sehingga membantu menyembuhkan infeksi dan penyakit kronis seperti kanker.
2. Sebagai suplemen protein
Enam puluh dua persen spirulina terdiri dari asam amino sehingga kaya akan protein dan nutrisi lain. Spirulina telah digunakan secara tradisional sebagai suplemen alami bagi orang yang tidak dapat memperoleh kalori atau protein yang cukup karena diet atau bagi orang yang membutuhkan nutrisi lebih seperti atlet.
3. Mengatasi anemia
Spiriluna juga dapat menstabilkan jumlah sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan hemoglobin. Selain itu, memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh serta mengurangi efek samping terhambatnya produksi stem sel atau sel-sel penghasil sel darah. Pada percobaan terhadap hewan, terlihat bahwa spirulina meningkatkan hematopoiesis yakni pembentukan sel darah merah. Itu diyakini karena tingginya kandungan zat besi di dalamnya.
4. Mengatasi alergi
Spirulina juga dapat melawan reksi alergi dengan cara mencegah pelepasan histamin atau zat yang menyebabkan gejala alergi seperti hidung tersumbat dan mata berair.
5. Mengatasi penyakit yang berhubungan dengan antibiotik
Meskipun menghancurkan organisme yang merugikan dalam tubuh, antibiotik juga dapat membunuh bakteri baik yang disebut probiotik seperti Lactobacillus acidophilus yang terkadang menyebabkan diare. Spirulina terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan L acidophilus dan probiotik lain.
6. Mengatasi infeksi
Spirulina memiliki kemampuan menangkal herpes, influenza, cytomeglovirus, dan virus HIV.
7. Mengatasi kanker mulut
Dalam suatu penelitian, sebanyak 87 orang yang mengunyah tembakau dan mempunyai precancerous lesion (leukoplakia) diberikan spirulina atau plasebo secara acak. Hasilnya, lesi atau luka pada mulut pada pemakai spirulina lebih terbantu untuk sembuh daripada pemakai plasebo.
8. Mengatasi kerusakan lever
Spirulina dapat membantu melawan perusakan lever dan cirrhosis (gagal lever) pada hepatitis kronis.
9. Mengurangi risiko kanker
Spirulina berguna menunjang fungsi kardiovaskuler dan keseimbangan kolesterol, memperbaiki fungsi pencernaan, meningkatkan fungsi detoksifikasi serta mengurangi risiko kanker dengan melindungi tubuh dari radikal bebas.
10. Mengurangi efek kemoterapi
Spirulina mengurangi efek yang tidak baik dari kemoterapi, seperti kepala pusing, tidak nafsu makan, sukar tidur, mual muntah, tenggorokan kering ataupun cemas
Selain itu, spirulina mengandung produk perawatan kulit sehubungan dengan sifat melembapkan dan mengencangkan. Komponen yang diturunkan dari spirulina juga memiliki kemampuan untuk membantu mengurangi inflamasi seperti arthritis. Melihat sejuta manfaat spirulina, tentu ganggang ini baik untuk dikonsumsi segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang peduli akan kesehatan tubuhnya
Spirulina Sebagai Makanan Kesehatan
Spirulina adalah sebutan bagi suplemen makanan yang berasal dari dua jenis sianobakteria, yakni Arthrospira platensis dan Arthrospira maxima. Keduanya memang pernah digolongkan ke dalam genus Spirulina, namun kini mereka memiliki genus sendiri yaitu Arthrospira.
Umumnya spirulina dijumpai melimpah di danau-danau wilayah tropis dan subtropis yang memiliki pH tinggi dan kaya akan kandungan senyawa karbonat dan bikarbonat.
Spirulina kaya akan kandungan protein, yakni 55%-77% dari berat keringnya. Selain itu, spirulina juga banyak mengandung asam-asam lemak esensial (misalnya asam gamma linolenat, asam alfa linolenat, asam linolenat, asam stearidonat, DHA, dan AA), berbagai macam vitamin (B1, B2, B3, B6, asam folat, vitamin C, D, dan E), berbagai jenis mineral (kalium, kalsium, kromium, besi, magnesium, mangan, fosfor, selenium, natrium, dan seng), serta pigmen-pigmen fotosintesis (klorofil, santofil, beta karoten, zeasantin, dan lainnya).
Hasil pengujian secara in vitro menunjukkan bahwa spirulina mampu menghambat replikasi HIV di sel-sel T manusia, dan sel-sel Langerhans (1).
Beberapa uji terhadap binatang percobaan menunjukkan bahwa spirulina membantu mencegah kerusakan jantung akibat kemoterapi menggunakan Doxorubicin, tanpa mempengaruhi khasiat anti tumor Doxorubicin (2). Selain itu, percobaan lain pada binatang percobaan membuktikan khasiat spirulina guna mengurangi tingkat keparahan stroke dan mempercepat pemulihan kondisi, mencegah penurunan memori dan kemampuan belajar yang terkait usia, serta mencegah dan mengobati hay fever.
Hasil pengujian pada manusia menunjukkan bahwa spirulina mampu menurunkan kolesterol total, meningkatkan kolesterol HDL, menurunkan trigliserida, dan menurunkan tekanan darah (3). Selain itu, spirulina juga terbukti efektif dalam pemulihan klinik melanosis dan keratosis akibat keracunan arsen (4), dan meningkatkan berat badan pada anak-anak penderita HIV atau pun non HIV (5)
spiriluna

Spirulina adalah alga hijau-biru yang berukuran mikroskopis dalam bentuk sebuah kumparan spiral, hidup baik di laut maupun di air tawar. Spirulina adalah nama umum untuk makanan manusia dan hewan yang dihasilkan terutama dari dua spesies cyanobacteria: platensis Arthrospira, dan maxima Arthrospira. Meskipun disebut sebagai ‘ganggang’ karena mereka adalah organisme air yang mampu berfotosintesis, cyanobacteria tidak terkait dengan salah satu dari berbagai ganggang eukariotik
SPIRULINA telah terbukti berkhasiat untuk meningkatkan berat badan dan menyembuhkan anemia pada anak-anak kurang gizi yang terinfeksi HIV maupun yang tidak terinfeksi HIV karena kualitas nutrisi yang sangat baik. Spirulina efektif bagi perbaikan klinis melanosis dan keratosis akibat keracunan arsen yang kronis.
Sebuah studi di 2005 menemukan bahwa spirulina melindungi dari demam. Sebuah studi yang lebih baru, dengan metode double-blind yang dikontrol dengan placebo pada tahun 2008 melibatkan 150 pasien rinitis alergi, menemukan bahwa Spirulina Platensis secara signifikan mengurangi sekresi Pro-inflamasi interleukin-4 sebanyak 32 %, dan pasien mengalami gejala relief. Selain itu, Spirulina ditemukan dapat mengurangi peradangan dalam artritis pada pasien geriatri dengan merangsang sekresi interleukin-2, yang membantu dalam mengatur respon peradangan.

Sebuah studi pada 2007 menemukan bahwa 36 relawan mengambil 4,5 gram spirulina per hari, selama periode enam minggu, menunjukkan perubahan signifikan dalam kolesterol dan tekanan darah:
Menurunkan kolesterol total
Meningkatkan kolesterol HDL
Menurunkan trigliserida
Menurunkan sistolik dan diastolik tekanan darah.
Penelitian ini, bagaimanapun, tidak berisi kelompok kontrol; peneliti tidak yakin bahwa perubahan yang diamati adalah karena benar-benar, atau bahkan sebagian, dengan efek dari maxima Spirulina, sebagai lawan lain pengganggu variabel (yaitu, efek sejarah, efek pematangan atau karakteristik permintaan). Secara acak, studi double-blind dengan intervnsi placebo yang melibatkan pasien geriatri menyimpulkan bahwa spirulina secara signifikan membantu mengurangi rasio LDL -ke- HDL setelah empat bulan suplementasi.
Sebuah studi pada 2007 menyimpulkan bahwa spirulina meningkatkan antioksidan potensial pada banyak pasien geriatri yang diberikan selama 16 minggu. Plasma pasien ini menunjukkan peningkatan level status antioksidan total. Sebuah riset double-blind dengan kontrol placebo pada tahun 2006 menemukan bahwa suplemen spirulina menurunkan jumlah creatine kinase (indikator kerusakan otot) pada individu setelah latihan (olah raga). Selanjutnya, waktu untuk kelelahan dari kelompok eksperimen selama latihan treadmill meningkat sebesar 52 detik. Efek ini diduga disebabkan oleh antioksidan potensial spirulina.
Lihat hasil penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2010: Maria Kalafati; Athanasios Z. Jamurtas; Michalis G. Nikolaidis; Vassilis Paschalis; Anastasios A. Theodorou; Giorgos K. Sakellariou; Yiannis Koutedakis; Dimitris Kouretas, Ergogenic and Antioxidant Effects of Spirulina Supplementation in Humans, Medicine and Science in Sports and Exercise®. 2010;42(1):142-151, menyimpulkan efek positif terjadi, walaupun mekanisme itu tidak dipahami dengan baik.
Tidak ada efek samping yang diketahui dari mengkonsumsi spirulina, namun tubuh dapat bereaksi dengan gejala demam, pusing, mual, ruam atau gatal-gatal.
Konferensi Pangan Dunia PBB pada tahun 1974 memuji spirulina sebagai “MAKANAN TERBAIK UNTUK MASA DEPAN”. Menyadari potensi yang melekat spirulina dalam agenda pembangunan berkelanjutan, beberapa Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa bersama-sama membentuk sebuah organisasi antar pemerintah yang bernama Intergovernmental Institution for the use of Micro-algae Spirulina Against Malnutrition (IIMSAM). IIMSAM bercita-cita membangun sebuah konsensus dengan Negara-Negara Anggota PBB, komunitas internasional dan pemangku kepentingan lain untuk membuat spirulina sebagai pendorong utama untuk memberantas gizi buruk, mencapai keamanan pangan dan jembatan kesenjangan kesehatan di seluruh dunia.
Spirulina telah diusulkan oleh NASA (CELSS) dan Badan Antariksa Eropa (MELISSA) sebagai salah satu makanan utama yang akan dibudidayakan selama misi ruang angkasa dalam masa yang panjang.

KANDUNGAN NUTRISI
Protein
Spirulina megandung protein dengan jumlah yang luar biasa tinggi, antara 55% dan 77% dari berat kering, tergantung pada sumbernya. Ini adalah protein lengkap, mengandung semua asam amino esensial , meskipun jumlah metionin, sistein, dan lisin yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan protein daging, telur dan susu. Namun demikian, jauh lebih unggul dibandingkan dengan tanaman khas protein, seperti yang kacang-kacangan.
Asam lemak esensial
Spirulina kaya asam gamma-linolenat (GLA), dan juga asam alfa-linolenat (ALA), asam linoleat (LA), asam stearidonic (SDA), asam eicosapentaenoic (EPA), asam docosahexaenoic (DHA), dan asam arakhidonat (AA).
Vitamin
Spirulina mengandung vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (nicotinamide), B6 (pyridoxine), B9 (asam folat), vitamin C, vitamin D, vitamin A, dan vitamin E.
Mineral
Spirulina kaya akan kalium, dan juga mengandung kalsium, kromium, tembaga, besi, magnesium, mangan, fosfor, selenium, natrium, dan seng.
Pigmen Fotosintesis
Spirulina mengandung banyak pigmen, termasuk klorofil-a, xantofil, beta-karoten, echinenone, myxoxanthophyll, zeaxanthin, canthaxanthin, diatoxanthin, 3′-hydroxyechinenone , -cryptoxanthin beta dan oscillaxanthin, ditambah phycobiliproteins c-phycocyanin dan allophycocyanin.
Meskipun kejadian paling umum dari Alga di air tawar, darat, dan habitat udara, tanaman ini di mana-mana dan banyak beradaptasi dengan lingkungan payau dan laut sangat beragam. Mereka biasanya tidak mencolok dalam benthos laut dibandingkan dengan hijau yang lebih besar dan lebih berlimpah, coklat, dan ganggang merah, tetapi mereka cukup banyak bahwa hampir semua koleksi dari wilayah laut akan berisi beberapa dari mereka. Jumlah spesies laut otonom diperkirakan lebih dari dua kali lipat dari yang ketat terestrial.
Sedangkan kelompok lain alga bentik mengandung sejumlah besar bentuk, dari unicells sangat sederhana atau filamen untuk thalli sangat kompleks, laut biru-hijau makan jelas dibatasi oleh negara mereka yang masih rendah diferensiasi sel dan organisasi talus. Tidak ada yang lebih kompleks daripada bercabang, filamen uniseriate terjadi, dan ada ketiadaan umum organ reproduksi jelas dibedakan. Semua tanaman secara individual mikroskopis. Anggota sederhana adalah uniseluler, tapi biasanya digabungkan dalam mucilaginous, koloni palmelloid. Sebagian besar spesies terjadi sebagai sederhana, filamen uniseriate, umumnya dalam sarungnya mucilaginous atau agar-agar berlapis dan berwarna. Sel-sel tersebut biasanya diberikan dengan pigmen kebiruan-hijau, meskipun bentuk kemerahan keunguan dan tidak jarang. diferensiasi nuklir adalah tatanan yang sangat rendah, dan tidak ada bukti tertentu reproduksi seksual telah diperoleh. Yang ada unsur reproduksi flagellated dalam kelompok.
Ganggang biru-hijau memberikan kesan menjadi satu himpunan kuno tanaman, dan walaupun ada sedikit, jika ada, catatan tertentu contoh fosil (karena kurangnya bagian keras mudah diawetkan), ada bukti terjadinya luas mereka di beberapa Proterozoikum strata yang tertua. Ini mengambil bentuk deposito gampingan dan silicious dari tufa, napal, dan sinter yang ternyata merupakan endapan mineral oleh koloni filamen kuno mirip dengan yang sekarang terkenal di mata air panas-lingkungan.
Latar Belakang
Dalam penulisan makalah ini Kami menggunakan media Elektronik (internet) dan buku-buku panduan lain refrensi pengambilan teori, dengan demikian yang menjadi pokok utama yang melatar belakangi Kami disini adalah bagaimana, kami dapat mendefenisikan teori dalam bentuk karyah ilmiah.
Dalam sistem website ini juga merupakan sebagian dari media perlengkapan teori untuk mempermudakan peminat, pembaca, dan bahkan layanan umum, untuk dapat mengambil teori yang dibutuhkan, yakni sebagai refrensi untuk mengulas sebagaimana deskriptif.
Tujuan Penulisan
Makalah ini sebaga sebuah tugas yang di imbangkan kepada Kami untuk menyelesaikan materi yang suda begitu banyak tertinggal. Maka dalam tujuan penulisan ini Kami hanya mengengembangkan teoti yang tertinggal.
Tujuan utama dalam hal ini adalah untuk memotifkan mahasiswa dan mahasiwi di bumi Darussalam Ambon, agar menjadi mahasiswa yang cerdas dan berprestasi guna melanjutkan cita-cita bangsa dan Negara.
Didalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah alga. Ada tiga divisi alga laut yaitu Cholorophyta (900 spesies), Phaeophyta (1000 spesies), dan Rhodophyta (2500 spesies).
Istilah alga pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada tahun 1754. pada mulanya penjelasan dijalankan berdasarkan warna. Penjelasan alga berdasarkan kepada ciri-ciri berikut :
1. Pigmen fotosintesis seperti klorofil dan karotenoid.
2. Komponen dinding sel
Bahan dinding sel terdiri dri polisakarida, lipid dan bahan protein. Komponen khusus yang mencirikan dinding sel termasuk asam poliuronat, asam alginat (Phaeophyta), asam fusinat (banyak terdapat pada Phaeophyta) dan komponen mukopeptida (Cynophyta). Ciri khas yang terdapat pada Chrysophyta ialah mempunyai dinding sel yang bersilika.
3. Aspek struktur sel
- Ketiadaan membran yang memisahkan nukleus
- Pembagian nukleus tidak berlaku secara mitosis seperti yang berlaku pada eukariot.
- Adanya dinding sel yang melindungi mukopeptida tertentu sebagai komponen yang menguatkannya.
Hanya kira-kira 10% dari 7000 spesies alga hijau (Divisi Chlorophyta) ditemukan dilaut, selebihnya diair tawar. Dikenali dengan warna hijau rumput yang dihasilkan adanya klorofil a dan b yang lebih dominan dibanding pigmen lain. Pigmen-pigmen terdapat dalam plastid dan sangat tahan terhadap cahaya panas. Dinding sel lapisan luar terbentuk dari bahan pektin sedangkan lapisan dalam dari selulosa. Contohnya : Entermorpha, Caulerpa, Halimeda dan Spirulina. Spirulina adalah salah satu jenis alga hijau biru, seringkali ditemukan pada air payau yang bersifat alkalis. Berdasarkan tempat asalnya, terdapat dua jenis Spirulina yaitu Spirulina yang tumbuh di Meksiko dikenal dengan Spirulina maxima dan Spirulina yang tumbuh di Afrika dikenal dengan Spirulina platensis.
Menurut Tseng (1987) Spirulina platensis termasuk alga hijau biru yang mempunyai panjang 50-500 mikiron dan lebar 8-10 mikron. Alga S.platensis berbentuk spiral dan memiliki sel yang tipis serta tidak berselaput inti. Sel S.platensis mengandung kloroplas, kromatophora dan pigmen yang tersebar dalam sitoplasma. Jenis alga S.platensis yang berukuran kecil mempunyai diameter sel
Hampir 1000 spesies hidup di laut. Warna kuning dihasilkan oleh pigmenfukoxantin (xanthos ”coklat”). Pigmen terkandung didalam plastid. Memiliki dindingh sel lapisan luar dari bahan pektin (terutama alginat) sedangkan lapisandalam dari bahan selulosa. Kebanyakan spesies mempunyai kantong udara dan pembiakannya secara seksual atau aseksual. Contohnya : Ectocarpus, Dictyota,Padina, Kelpa Laminaria, Nereocystis, Alaria dan Agarum. Terdapat 3000 spesies alga merah (divisi Rhodophyta) ditemukan di laut. Warna merah dihasilkan oleh pigmen merah yang dominan yaitu fikoeritrin. Memiliki dinding sel selulosa dan sangat peka terhadap cahaya. Pigmen merah mampu menyerap cahaya biru dan ungu. Kebanyakan ditemui di air dalam danberfilamen dengan ketebalan, lebar aturan filamen yang berbeda. Contohnya : Gigartina, Porphyra.
Kegunaan alga
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yangberklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Didalam alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini, pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.
Berbagai jenis alga seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpna, Gracilaria, Euchema, dan Kappaphycus telah dikenal luas sebagai sumber makanan seperti salad rumput laut atau sumber potensial karagenan yang dibutuhkan oleh industri gel. Begitupun dengan Sargassum, Chlorela/Nannochloropsis yang telah dimanfaatkan sebagai adsorben logam berat, Osmundaria, Hypnea, dan Gelidium sumber senyawa bioaktif, Laminariales atau Kelp dan Sargassum Muticum yang mengandung senyawa alginat yang berguna dalam industri farmasi. Pemanfaatan berbagai jenis alga yang lain adalah sebagai penghasil bioetanol dan biodiesel ataupun sebagai pupuk organik.
Alga Laut sebagai Sumber Makanan
Kandungan bahan-bahan organik yang terdapat dalam alga merupakan sumber mineral dan vitamin untuk agar-agar, salad rumput laut maupun agarose. Agarose merupakan jenis agar yang digunakan dalam percobaan dan penelitian dibidang bioteknologi dan mikrobiologi. Potensi alga sebagai sumber makanan(terutama rumput laut), di Indonesia telah dimanfaatkan secara komersial dan secara intensif telah dibudidayakan terutama dengan tehnik polikultur (kombinasi ikan dan rumput laut) dll.
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.
Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla.
Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.
Kelompok-kelompok alga
Dalam pustaka-pustaka lama, alga selalu gagal diusahakan masuk dalam satu kelompok, baik yang bersel satu maupun yang bersel banyak. Salah satu contohnya adalah pemisahan alga bersel satu (misalnya Euglena ke dalam Protozoa) dari alga bersel banyak (ke dalam Thallophyta). Belakangan disadari sepenuhnya bahwa pengelompokan sebagai satu klad tidak memungkinkan bagi semua alga, bahkan setelah dipisahkan berdasarkan organisasi selnya, karena sebagian alga bersel satu lebih dekat berkerabat dengan alga bersel banyak tertentu.
Saat ini, alga hijau dimasukkan ke dalam kelompok (klad) yang lebih berdekatan dengan semua tumbuhan fotosintetik (membentuk klad Viridiplantae). Alga merah merupakan kelompok tersendiri (Rhodophycophyta atau Rhodophyceae); demikian juga alga pirang (Phaeophycophyta atau Phaeophyceae) dan alga keemasan (Chrysophyceae).
Alga prokariotik
Alga biru-hijau kini dimasukkan sebagai bakteri sehingga dinamakan Cyanobacteria ("bakteri biru-hijau", dulu disebut Cyanophyceae, "alga biru-hijau") Dengan demikian, sebutan "alga" menjadi tidak valid. Cyanobacteria memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri, namun mampu melakukan fotosintesis langsung karena memiliki klorofil. Sebelumnya, alga ini bersama bakteri masuk ke dalam kerajaan Monera. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa ia lebih banyak memiliki karakteristik bakteri sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri benar (Eubacteria). Sebagai tambahan, beberapa kelompok organisme yang sebelumnya dimasukkan sebagai bakteri, sekarang malah dipisahkan menjadi kerajaan tersendiri, Archaea.
Alga eukariot
Jenis-jenis alga lainnya memiliki struktur sel eukariotik dan mampu berfotosintesis, entah dengan klorofil maupun dengan pigmen-pigmen lain yang membantu dalam asimilasi energi.
Dalam taksonomi paling modern, alga-alga eukariotik meliputi filum/divisio berikut ini. Perlu disadari bahwa pengelompokan semua alga eukariotik sebagai Protista dianggap tidak valid lagi karena sebagian alga (misalnya alga hijau dan alga merah) lebih dekat kekerabatannya dengan tumbuhan daripada eukariota bersel satu lainnya.

Spirulina merupakan organisme nabati renik (tumbuhan air mikroalga) hidup pada medium air tawar hingga air laut;
Dimensi: tebal 0,1 µm; panjang 10 – 200 µm; berbentuk spiral dengan jumlah sinusoid 10 hingga puluhan kali;
Secara alamiah hidup di laut maupun danau alkali;
Warna hijau kebiruan (kandungan pycocyanin)
Terdapat lebih dari 50 spesies Spirulina;
Dalam sistimatika: Cyanobacteria
Nama lain: Artrosphira
Dua spesies yang populer dikembangkan (Spirulina platensis; Spirulina maxima);
Kandungan protein Spirulina dibandingkan dengan bahan pangan MANFAAT SPIRULINA :
Superfood
Spirulina kaya akan zat gizi, mengandung 50-70% protein nabati, Vitamin B kompleks, Asam lemak esensial, Vitamin, mineral dan pigmen alami. Zat gizi dalam spirulina cukup lengkap untuk kecukupan gizi yang diperlukan oleh manusia setiap hari. Spirulina merupakan suplementasi yang cocok bagi segala umur khususnya bagi anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ibu hamil & menyusui, serta pada saat proses pemulihan selepas sakit.
Meningkatkan daya tahan tubuh
Spirulina mengandung phycocianin, klorofil dan polysacarida yang membantu meningkatkan aktifitas unsur-unsur antibodi untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit, sehingga tubuh memiliki daya tahan yang lebih kuat.
Menyehatkan darah
Spirulina mengandung klorofil, Vitamin B 12, Asam folat dan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan darah merah. Konsumsi Spirulina secara teratur akan mencegah terjadinya anemia (kurang darah), mengurangi resiko kolesterol, diabetes, dan mengurangi resiko penyakit jantung.
Antioksidan alami & Anti kanker
Polusi, stress, sinar matahari, bahan-bahan kimia dll merupakan sumber radikal bebas. Di dalam tubuh radikal bebas yang berlebih dapat menyebabkan berbagai kerusakan fungsi organ. Spirulina mengandung Antioksidan seperti Selenium, Vitamin E, enzyme SOD yang dapat memperkecil resiko kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Phytonutrien dalam Spirulina (betakaroten,klorofil, xanthofil, phyocianin) merupakan anti kanker alami.
Detoksifikasi
Klorofil di dalam Spirulina akan bekerja untuk membersihkan dan membuang toksin (racun) yang berasal dari bahan pengawet makanan, obat-obatan, cemaran air dan bahan-bahan kimiawi yang menumpuk di dalam darah. Klorofil juga berguna untuk mengurangi aroma tubuh yang tidak sedap.
Memperbaiki sistem pencernaan
Spirulina memiliki Protein Efficiency Ratio yang sangat tinggi, sehingga lebih cepat diserap tubuh. Dinding sel nya terbuat dari protein, polysacarida dan enzyme serta tidak memiliki selulosa sehingga lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh serta memperlancar BAB.
Spirulina: Tumbuhan Laut Penggempur Penyakit
Serangkaian pengobatan dilakukan untuk mengatasi penyebab bersarangnya penyakit di tubuh pria berusia 22 tahun itu. Namun, tetap tak memberi hasil memuaskan. Tiga bulan mengkonsumsi neometrasol, obat kimia untuk pengidap hipertiroid, hanya mengembalikan nilai tiroksin T3 dan T4 ke ambang normal yaitu 0.51-1.65 ng/dl dan 4.4-12.0 ug/dl. TSH, penanda aktivitas kelenjar tiroid tak juga menanjak. Itu sebabnya tubuh Adi kerap pingsan, cepat lelah, suhu badan tak stabil, dan sering buang air kecil. Degup jantung saya lebih kuat dan cepat, kata Kurniadi. Lantaran bosan dengan penyakitnya, 4 bulan berselang ia beralih mengasup makanan tambahan spirulina atas anjuran kerabatnya. Hasilnya, TSH perlahan meningkat mulai 0,06 mIU/L pada bulan pertama dan 0.57 mIU/L setelah 3 bulan konsumsi. Itu artinya normal karena berada pada interval 0.47-5.01 mIU/L. Pasien hipertiroid cenderung membutuhkan asupan antitiroid, vitamin dan mineral penunjang kesehatan, kata Dr Muhilal, ahli gizi di Bogor. Vitamin dan mineral berfungsi membantu memperlancar sekresi hormon peningkat kekebalan serta membersihkan racun dalam ginjal yang menghambat keseimbangan hormon tiroid dalam darah.
Kaya vitamin dan mineral
Menurut USDA, spirulina memiliki kandungan lengkap vitamin dan mineral. Carlos Jime?nez dari Department of Ecology, Faculty of Sciences, University of Ma?laga, Spanyol menemukan kalsium spirulina 3 kali lebih tinggi dibanding susu hewani, zat besi 3 kali lebih besar dibanding bayam. Tidak salah bila suku Aztec memanfaatkan spirulina sebagai makanan sehari-hari untuk menjaga kesehatan. Ia efektif meningkatkan stamina dan sistem kekebalan tubuh.
Alga berwarna hijau kebiruan itu awalnya hanya diketahui sebagai penurun kolesterol. Pengujian ilmiahnya dilakukan oleh Nayaka dari Tokai University, Jepang. Sebanyak 30 pria sehat berkolesterol tinggi dan hiperlipidemia yang diberi asupan spirulina menunjukkan penurunan 4,5% jumlah serum kolesterol, trigliserida, dan LDL. Mereka mengkonsumsi 4,2 gram spirulina selama 4 minggu tanpa mengubah pola makan.
J. E. Pizero Estrada dari Departament Farmakolog?, Fakultas Farmasi, Universitas Madrid, Spanyol mengungkap spirulina kaya antioksidan lantaran kandungan 3 pigmen kaya protein yaitu phykosianin, klorofi l, dan zeasantin. Phykosianin, antioksidan larut air, penunjang kesehatan hati dan ginjal. Zeasantin, antioksidan pelindung mata terutama saat tua. Sedangkan klorofi l, antioksidan bersifat antikanker dan antiracun.
Antivirus
Selain antikanker dan antiracun, penelitian Laboratory of Viral Pathogenesis, Dana-Farber Cancer Institute and Harvard Medical School, Massachusetts, Amerika Serikat pada 1996 membuktikan, spirulina dalam konsentrasi 5-10 ?g/ml mampu menghambat pembelahan sel HIV-1. Itu disebabkan spirulina memiliki kandungan kalsium spirulan, molekul polimerisasi gula berisi kalsium dan sulfur. Konsumsi spirulina terbukti memberikan masa hidup lebih lama pada pasien AIDS.
Sedangkan Armida Hern?ndez-Corona dari Departamento de Microbiolog?a, Escuela Nacional de Ciencias Biol?gicas, IPN, Meksiko, menunjukkan ekstrak spirulina memiliki sifat antiviral. Ia efektif melawan virus herpes simpleks tipe 2, pseudorabies virus (PRV), human cytomegalovirus (HCMV), dan HSV-1, dengan dosis efektif (ED50) masing-masing sebesar 0,069, 0,103, 0,142, dan 0,333 mg/ml.
Karena manfaat yang luar biasa, Arthrospira platensis kini banyak dibudidayakan di seluruh dunia. Berjuta-juta pil spirulina pun telah diproduksi lantaran terbukti menghadang dan menggempur berbagai penyakit. Termasuk Kurniadi yang telah merasakan keampuhannya. (Vina Fitriani).
Aplikasi Biopigmen Fikosianin dari Spirulina fusiformis sebagai Pewarna Minuman
Pada awal tahun dua ribu delapan saya berkesempatan untuk menyampaikan persentasi hasil penelitian saya dan sebagai pemakalah di Seminar Nasional Pangan yang diadakan oleh PATPI (Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia) di Yogyakarta. Dengan Judul "Aplikasi Biopigmen Fikosianin dari Spirulina fusiformis sebagai Pewarna Minuman" Kesempatan saya ini di promotori oleh Drs. Tjandra Chrismadha, M.Sc. dan bimbingan Ir. Iriani Setyaningsih, MS dan Desniar,S.Pi. M.Si.
Dewasa ini banyak produk pangan yang menggunakan zat warna untuk meningkatkan daya tarik produk bagi konsumen. Zat warna (pigmen) yang digunakan dalam produk pangan ada yang bersifat alami dan buatan (sintetis). Zat warna yang umum digunakan dalam produksi produk pangan adalah pigmen sintetis seperti allura red dan rodhamin B karena harganya murah, mudah didapat serta memiliki stabilitas yang tinggi. Akan tetapi ditinjau dari segi keamanan pangan, penggunaan pigmen sintetis dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan karena mengandung residu logam berat dan bersifat karsinogenik. Untuk itu perlu adanya zat warna alternatif yang aman dan dapat diaplikasikan pada produk pangan.
Zat warna alami (biopigmen) dapat dijadikan sebagai alternatif zat pewarna yang aman bagi produk pangan. Biopigmen dapat diperoleh dari ekstrak mikroalga. Mikroalga seperti Spirulina fusiformis dapat menghasilkan biopigmen fikosianin. Fikosianin adalah pigmen biru yang bersifat larut air sehingga dapat diaplikasikan sebagai pewarna minuman.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengekstrak biopigmen fikosianin dari Spirulina fusiformis serta mengaplikasikannya sebagai alternatif zat pewarna yang aman pada minuman.
Metode penelitian yang dilakukan meliputi kultivasi Spirulina fusifromis, pengeringan biomassa sel Spirulina fusiformis, ekstraksi biopigmen fikosianin dengan buffer fosfat, uji stabilitas fikosianin terhadap kondisi suhu penyimpanan, serta aplikasi biopigmen fikosianin pada minuman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar fikosianin yang didapat sebesar 8,09%; total klorofil 4,03µg/L, persen klorofil 0,063%, total protein 232,98µg/ml dan persen protein 58,25%. Warna pigmen fikosianin yang disimpam pada suhu dingin (4ºC) dan beku (-18ºC) dapat stabil (absorbansi warna tidak berubah) sampai 4 minggu. Minuman yang diberi fikosianin dengan konsentrasi 10 % (v/v) memiliki tingkat kesukaan panelis tertinggi.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan konsentrasi karaginan yang dapat menjadi penstabil biopigmen fikosianin Spirulina fusiformis Pada Penyimpanan Suhu Ruang. Penelitian dilaksanakan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong, dan Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, Jatinangor.
Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan tujuh perlakuan, perlakuan A tanpa pemberian larutan karaginan, perlakuan B, C, D, E, F, dan G diberikan penambahan larutan karaginan dengan konsentrasi sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%. Bubuk Spirulina diekstrak dengan menggunakan buffer phospat dengan pH tujuh sehingga menghasilkan pigmen biru fikosianin. Kemudian tambahkan larutan karaginan sesuai dengan konsentrasi masing-masing perlakuan. Cairan campuran di lakukan uji stabilitas dan uji hedonik. Uji stabilitas dilakukan ditiga tempat selama 30 hari yaitu diruangan terang dengan suhu ruang, diruangan gelap dengan suhu gelap, dan disuhu dingin. Selama 30 hari dilakukan pengecekan nilai absorbansi sebanyak lima kali. Data yang didapat dari parameter uji stabilitas dibandingkan secara deskriptif dengan cara membandingkan data rata-rata hasil uji. Analisis non parametrik yang dilakukan untuk pengujian hedonik menggunakan analisis varian dua arah uji Friedman dengan uji Chi-kuadrat menurut Sudradjat (1999).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan larutan iota-karaginan dengan konsentrasi 30% mampu memperpanjang masa simpan fikosianin cair pada suhu ruang (25-30oC). Fikosianin cair memiliki masa simpan selama 30 hari dengan nilai rata-rata absorbansi 1,429 pada suhu ruang terang dan 1,286 pada suhu ruang gelap. Berdasarkan hasil uji kesukaan (hedonik) terhadap karakteristik organoleptik, penambahan larutan iota-karaginan yang terbaik terhadap karakteristik pada fikosianin cair adalah sebesar 20%.
Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau adalah filum (atau "divisi") bakteri yang mendapat energi melalui fotosintesis. Jejak fosil cyanobacteria telah ditemukan sejak 3,8 miliar tahun lalu. Cyanobacteria sekarang adalah salah satu kelompok terbesar dan terpenting bakteri di bumi.
BENTUK
Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan, dari samudera ke air tawar ke batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal atau koloni. Koloni dapat membentuk filamen ataupun lembaran. Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan bentuk filamen. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim nitrogenase. Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif. Cyanobacteria tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang permukaan. Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-kadang melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan menyediakan energi bagi inang.

Ciri-ciri Umum :
Prokariot ( memiliki membran )
Kosmopolitan ( dapat hidup di mana saja )
Euryhaline, Eurythermal
Netral ( agak basa )
Tahan kekeringan
Bentuk hidup satu sel ( unisel, koloni, filamen )
Pigmen yang dimiliki : klorofil –a, β carotene, lutein, zeaxanthin, myxoxanthin, oscilloxanthin, phycoerythrin, phycocyanin.
Memiliki gas vakuola ( Pseudovacuola ) berguna untuk mengatur berat jenis.
Ciri-ciri khusus :
Warna umum hijau ( kebanyakan air tawar ), kecuali Trichodesmium Eritreum ( berwarna merah dan banyak terdapat di laut )
Kelompok tertentu memfiksasi N2 dari atmosfer
a. kelompok filamen punya hetericyst
b. kelompok filamen tanpa heterocyst
c. kelompok Unicell
Pada umumnya tidak memiliki alat gerak
Sebagian besar dinding selnya diselaputi lendir
Jenis-jenis tertentu sering mengalami blooming
mycrocystis, anabaena  Air tawar
Frichodesmium crythreum  Air laut
REPRODUKSI
Pembelahan Sel
Fragmentasi
Pembentukan akineta :
Vegetatif yang membesar dan berisi makanan cadangan, setelah waktu tertentu berkembang menjadi trichome baru.
Spora
Endospora  spora dibentuk di dalam sel penghasil spora tumbuh di dalam sel kemudian siap menjadi organisme baru
Exospora  spora dibentuk di luar sel penghasil spora kemudian siap menjadi organisme baru
Trichom
Hormogonium
Heterosis
PERANAN di PERAIRAN
(+) Produsen Primer
(+) Sumber makanan ikan / manusia
(-) Jika terjadi bloomingikan mati, perairan tercemar, produksi racun.
Blooming mycrocystis dipengaruhi oleh berlebihnya kandungan fosfor yang didukung
Pula oleh suhu yang tinggi.

SPIRULINA
Merupakan anugerah makanan yang alami dari Tuhan kepada Dunia.
Kandungan 5 Gizi utama dari Spirulina :
Karbohidrat : sebagai sumber tenaga
Lemak : sebagai pembentuk tubuh dan cadangan makanan
Protein : sebagai zat pembangun dan pengganti sel-sel yang
Rusak
Vitamin dan Mineral : Pengatur kegiatan metabolisme sel-sel tubuh
Pigmen alami : khlorofil –a, β carotene,ficocyanin,xantofil
Antioksidan : Mencegah radikal bebas dan meningkatkan daya
Tahan
Phytonutrient : mencegah kanker dan radikal bebas
Neutraceutical : sebagai anti radiasi dan daya tahan tubuh
Enzym S.O.D ; mencegah terjadinya mutasi genetic sel aktif pada Sel tubuh
KANDUNGAN ZAT GIZI
Zat Besi : 60-68x zat besi bayam
Betakarotene : 25x beta karotene wortel
Kalsium : 5x kalsium susu sapi
Vitamin B komplex : 6x vitamin B hati sapi
Khlorofil : 2x klorofil pada alfalfa
Gamalonoleat : 3z gamalonoleat pada EPO
Vitamin E : 3x vitamin E gandum
Kalium : 10x sayuran
Omega 3,6,9 : 49% lebih tinggi dari FLO
Netraceutical : zat anti kanker yang jarang ditermukan pada tumbuhan
Vitamin B1 : stara dengan vitamin B 3 mangkuk nasi
Vitamin B2 : setara dengan vitamin B2 pada 140bh anggur
FUNGSI SPIRULINA
Mencegah anemia
Meningkatkan sel-sel darah merah
Meningkatkan sistem daya tahan tubuh
Memelihara kerja dan fungsi hati
Mencegah kanker, sebagai antioksidan yang kuat
Memperlambat proses penuaan
Menjaga sistem pencernaan
Membantu sirkulasi darah dan tekanan darah
Menjaga keseimbangan Ph darah
Menjaga agar darah tidak kental
Membantu masalah menapouse
Memelihara kecerdasan dan daya ingat
Memelihara metabolisme sel dan reproduksi sel
Memelihara kerja jantung
Membantu sistem pembuangan racun dari dalam tubuh
Membantu metabolisme gula darah
Memelihara respone sistem saraf
Memelihara siklus reproduksi dan kesuburan
Memelihara kecantikan kulit
Menguatkan tulang dari osteoporosis
KHASIAT SPIRULINA
Olah Spirulina Saat Liliput Berubah Wujud
Penulis :Lani Marliani/Peliput: Vina Fitriani
Hamparan jaring peneduh yang melingkupi 2 hektar lahan di Distrik Dong Ying, Provinsi Shandong, RRC Utara, terlihat megah. Di bawahnya tampak kolam-kolam berukuran besar berisi air kehijauan. Dari sanalah serbuk-serbuk spirulina yang tengah dikemas karyawan sebuah pabrik di kawasan Cikarang, Bekasi, berasal. Fenomena itu tak ubahnya di Kepong, Malaysia yang mengemas spirulina kiriman dari Hawaii, Amerika Serikat.
Spirulina yang dipasarkan dalam berbagai kemasan di tanahair memang semuanya impor, antara lain dari Cina, Jepang, India, dan Amerika Serikat. Di Indonesia bukannya tidak ada tempat cocok untuk pengembangbiakan makhluk berukuran mikroskopik itu. Alasan belum ada investor yang memandang spirulina sebagai makanan kesehatan itulah yang paling tepat dikedepankan.
Memang tidak banyak tempat bisa dijadikan ladang pengkulturan spirulina. Jasad liliput itu butuh persyaratan spesifik untuk hidupnya. Selain perairan basa, pH di atas 8,5, tempat itu harus steril dari pencemaran udara, seperti debu dan zat-zat kimia berbahaya. Bahkan menurut Prof Riset I Nyoman Kabinawa, ahli teknologi kultur mikroalga Indonesia, lingkungan pun harus tenang.
Itulah sebabnya Ultra Trend Biotech produsen Spiruplus memilih Dong Ying di Provinsi Shandong, RRC Utara, untuk lokasi budidaya. Kami butuh waktu 1 bulan untuk mengapalkan serbuk spirulina hingga Cikarang, ungkap Billy Gan, presiden direktur Ultra Trend Biotech Indonesia.
Pembudidayaan spirulina juga dilakukan oleh Cyanotech Company di Hawaii, Amerika Serikat, tetapi kondisi tempatnya berbeda. Produsen spirulina yang didistribusikan dengan nama Luxor itu menambang spirulina di lautan bebas. Hampir tak ada perbedaan cara pengolahannya. Sebab, keduanya sama-sama dibudidayakan di aliran air tenang. Berikut pembudidayaan spirulina seperti yang dituturkan Billy Gan dari Ultra Trend Biotech dan Bob Capelli dari Cyanotech Company langsung kepada Trubus.
1.Kedua perusahaan, Ultra Trend Biotech dan Cyanotech Company membudidayakan jenis Spirulina platensis. Bibit spirulina diperoleh secara kultivasi di laboratorium. Setelah penyeleksian selesai, terpilihlah bibit spirulina terbaik. Bibit itu lantas dimasukkan ke dalam galon masing-masing bervolume 19 liter. Galon itu berisi nutrisi agar ganggang biru-hijau itu tumbuh lebih cepat. Sebab, untuk mengisi seluruh kolam paling tidak dibutuhkan bibit sebanyak 10 galon.
2.Bibit itu dimasukkan ke dalam kolam perbanyakan. Pemindahan bibit dilakukan pada awal Mei. Pada bulan itu suhu di Dong Ying cukup hangat, 20ºC, cocok untuk memulai budidaya. Kolam terbuat dari semen, berukuran tinggi 60 cm, lebar 6 m, dan panjang mencapai 100 m. Kolam ini diisi air tawar sampai ketinggian 30 cm. Air yang digunakan dipompa dari dalam tanah agar kebersihannya terjamin. Beda halnya dengan pembudidayaan spirulina di Cyanotech Company. Sumber air yang digunakan berasal dari dasar laut yang kedalamannya mencapai 6.000 meter. Air itu masih murni dengan kandungan mineral lengkap, kata Bob Capelli.
3.Setiap kolam dilengkapi pemutar yang digerakkan listrik, dengan kecepatan 3-4 m/detik. Pemutar ini digunakan untuk mengaduk air kolam, sehingga semua bibit spirulina dapat memperoleh sinar matahari. Apabila air tidak diputar, sinar matahari hanya mengenai spirulina di permukaan atas kolam. Setiap hari ditambahkan mineral ke dalam kolam. Unsur-unsur seperti nitrogen, potasium, besi, serta unsur penting lainnya dapat meningkatkan kualitas spirulina.
4.Musim tanam atau penyebaran bibit spirulina dilakukan pada Mei hingga Oktober. Spirulina sudah bisa dipanen 3-5 hari kemudian. Pemanenan dilakukan setiap hari. Bahkan, saat puncak musim panas, panen spirulina berlangsung setiap jam agar terhindari dari ledakan populasi. Cara panen, air kolam di pompa dan dimasukkan ke penyaring. Lantas spirulina yang tersaring dicuci menggunakan air bersih agar semua kotoran hilang. Setelah bersih, spirulina itu dikeringkan lantaran masih mengandung 80% air. Sedangkan air yang keluar dari saringan dimasukkan kembali ke dalam kolam.
5.Spirulina yang telah dicuci dimasukkan ke spray drier. Panas yang disemprotkan mesin mengubah bentuk spirulina, dari cairan menjadi bubuk kering. Teknologi lain diaplikasikan Cyanotech. Pengalaman 23 tahun memproduksi spirulina Cyanotech menemukan proses teknologi ocean chill drying. Proses pengeringan beku itu menjamin tidak terjadinya oksidasi terhadap karoten dan asam lemak spirulina. Produk bisa bertahan lebih dari 5 tahun.
6.Bubuk spirulina dikemas dalam vacuum pack lalu disimpan ke dalam tong terbuat dari kertas. Dari Shandong, Cina, Ultra Trend Biotech mengirimkan 200 tong masing-masing berisi 50 kg bubuk spirulina melalui laut ke Indonesia. Setelah 30 hari perjalanan, sampailah di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Sedangkan Cyanotech mengirimkan bubuk spirulinanya ke Kepong, Kualalumpur, Malaysia.
Setibanya di pabrik pengemasan, bubuk spirulina langsung masuk ruang penyimpanan berpendingin. Saat akan diolah serbuk berwarna hijau itu baru dikeluarkan. Ada yang memasukkan serbuk itu ke dalam kapsul, ada juga yang dibentuk menjadi tablet. Dalam satu hari, masing-masing perusahaan mampu mencetak 250.000 kapsul dan tablet spirulina. Setelah dikemas dalam botol dan kardus, produk siap dipasarkan ke konsumen di seluruh Indonesia. (Lani Marliani/Peliput: Vina Fitriani)
KHASIAT SPIRULINA
Penjinak Radiasi
Bencana mahadahsyat itu 20 tahun telah berlalu: ledakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Chernobyl. Namun, dampaknya tak juga terkubur oleh perjalanan panjang sang waktu. Setidaknya 9 anak meninggal karena kanker thiroid akut dan 9.000 orang lainnya mengidap leukemia, anemia, serta kehilangan kekebalan tubuh. Semua itu akibat radiasi nuklir ketika PLTN meledak pada 26 April 1986 pukul 01.23.
Cuma itu? Ternyata tidak, sebab kandungan iodine tanah dan logam berat strontium 90 serta caesiun 137 terserap oleh tumbuhan, serangga, dan jamur. Efeknya mempengaruhi makanan sehari-hari penduduk setempat. Iodine, misalnya, memicu kanker thiroid seperti banyak terjadi di Belarus dan Rusia. Radias nuklir bagi mereka memang mengancam nyawa.
Secercah harapan muncul ketika L.P. Loseva and I.V. Dardynskaya, dari Research Institute of Radiation Medicine, Minsk, Belarus, melaporkan hasil riset yang melibatkan 100 anak. Konsumsi 5 gram spirulina setiap hari selama 20 hari menekan 50% kandungan radioaktif pada urine.
Menurut Belookaya T Corres dari Komite Anak-anak Belarus, spirulina menurunkan radiasi akibat konsumsi makanan terkontaminasi zat radioaktif cesiun 137 dan strontium 90. Tumbuhan bersel satu itu meningkatkan kesehatan tubuh manusia sehingga digunakan sebagai terapi bagi orang yang terkena radiasi. Riset lain melibatkan 49 anak berusia 3-7 tahun di Beryozova, Belarus. Ekstrak spirulina diberikan selama 45 hari. Para dokter menemukan sel T dan hormon pengatur tumbuh meningkat. Sebaliknya 83% radioaktif pada urine menurun.
Peneliti juga menyimpulkan pikosianin dan polisakarida meningkatkan reproduksi sumsum tulang dan kekebalan sel. Rusia mematenkan spirulina pada 1994 sebagai makanan obat penurun reaksi alergi pada pasien yang teradiasi. Paten itu berdasarkan penelitian terhadap 270 anak yang hidup di radiasi tinggi. Setelah diberi 20 tablet atau 5 gram spirulina per hari selama 1,5 bulan, sensitivitas terhadap alergi pun normal. Riset-riset itu meneguhkan spirulina sebagai panasea, obat mujarab bagi beragam penyakit. (Vina Fitriani)


KHASIAT SPIRULINA
Spirulina: Tumbuhan Laut Penggempur Penyakit
Serangkaian pengobatan dilakukan untuk mengatasi penyebab bersarangnya penyakit di tubuh pria berusia 22 tahun itu. Namun, tetap tak memberi hasil memuaskan. Tiga bulan mengkonsumsi neometrasol, obat kimia untuk pengidap hipertiroid, hanya mengembalikan nilai tiroksin T3 dan T4 ke ambang normal yaitu 0.51-1.65 ng/dl dan 4.4-12.0 ug/dl. TSH, penanda aktivitas kelenjar tiroid tak juga menanjak. Itu sebabnya tubuh Adi kerap pingsan, cepat lelah, suhu badan tak stabil, dan sering buang air kecil. Degup jantung saya lebih kuat dan cepat, kata Kurniadi.
Lantaran bosan dengan penyakitnya, 4 bulan berselang ia beralih mengasup makanan tambahan spirulina atas anjuran kerabatnya. Hasilnya, TSH perlahan meningkat mulai 0,06 mIU/L pada bulan pertama dan 0.57 mIU/L setelah 3 bulan konsumsi. Itu artinya normal karena berada pada interval 0.47-5.01 mIU/L. Pasien hipertiroid cenderung membutuhkan asupan antitiroid, vitamin dan mineral penunjang kesehatan, kata Dr Muhilal, ahli gizi di Bogor. Vitamin dan mineral berfungsi membantu memperlancar sekresi hormon peningkat kekebalan serta membersihkan racun dalam ginjal yang menghambat keseimbangan hormon tiroid dalam darah.
Kaya vitamin dan mineral
Menurut USDA, spirulina memiliki kandungan lengkap vitamin dan mineral. Carlos Jime?nez dari Department of Ecology, Faculty of Sciences, University of Ma?laga, Spanyol menemukan kalsium spirulina 3 kali lebih tinggi dibanding susu hewani, zat besi 3 kali lebih besar dibanding bayam. Tidak salah bila suku Aztec memanfaatkan spirulina sebagai makanan sehari-hari untuk menjaga kesehatan. Ia efektif meningkatkan stamina dan sistem kekebalan tubuh.
Alga berwarna hijau kebiruan itu awalnya hanya diketahui sebagai penurun kolesterol. Pengujian ilmiahnya dilakukan oleh Nayaka dari Tokai University, Jepang. Sebanyak 30 pria sehat berkolesterol tinggi dan hiperlipidemia yang diberi asupan spirulina menunjukkan penurunan 4,5% jumlah serum kolesterol, trigliserida, dan LDL. Mereka mengkonsumsi 4,2 gram spirulina selama 4 minggu tanpa mengubah pola makan.
J. E. Pi?ero Estrada dari Departament Farmakolog?, Fakultas Farmasi, Universitas Madrid, Spanyol mengungkap spirulina kaya antioksidan lantaran kandungan 3 pigmen kaya protein yaitu phykosianin, klorofi l, dan zeasantin. Phykosianin, antioksidan larut air, penunjang kesehatan hati dan ginjal. Zeasantin, antioksidan pelindung mata terutama saat tua. Sedangkan klorofi l, antioksidan bersifat antikanker dan antiracun.
Antivirus
Selain antikanker dan antiracun, penelitian Laboratory of Viral Pathogenesis, Dana-Farber Cancer Institute and Harvard Medical School, Massachusetts, Amerika Serikat pada 1996 membuktikan, spirulina dalam konsentrasi 5-10 ?g/ml mampu menghambat pembelahan sel HIV-1. Itu disebabkan spirulina memiliki kandungan kalsium spirulan, molekul polimerisasi gula berisi kalsium dan sulfur. Konsumsi spirulina terbukti memberikan masa hidup lebih lama pada pasien AIDS.
Sedangkan Armida Hern?ndez-Corona dari Departamento de Microbiolog?a, Escuela Nacional de Ciencias Biol?gicas, IPN, Meksiko, menunjukkan ekstrak spirulina memiliki sifat antiviral. Ia efektif melawan virus herpes simpleks tipe 2, pseudorabies virus (PRV), human cytomegalovirus (HCMV), dan HSV-1, dengan dosis efektif (ED50) masing-masing sebesar 0,069, 0,103, 0,142, dan 0,333 mg/ml.
Karena manfaat yang luar biasa, Arthrospira platensis kini banyak dibudidayakan di seluruh dunia. Berjuta-juta pil spirulina pun telah diproduksi lantaran terbukti menghadang dan menggempur berbagai penyakit. Termasuk Kurniadi yang telah merasakan keampuhannya. (Vina Fitriani).
Ganggang Biru-Hijau Vs Kanker Nasofaring
Sepulang berkemah di kawasan Puncak, Cianjur, Tono-nama samaran-didera nyeri kepala berkepanjangan. Beberapa butir obat penghilang pusing ditelan, tapi nyeri itu seolah ajek. Kejadian 4 tahun silam itu diikuti munculnya benjolan sebesar telur puyuh di leher. Lita-sang ibunda-yang takut terjadi sesuatu segera membawanya ke Rumah Sakit Pluit di Jakarta Utara. Di sana dokter memvonis anak saya kena kanker nasofaring, tutur Lita.
Kabar mengejutkan itu sontak membuat semua persendian Lita terasa lemas. Ia benar-benar tak menduga anak sulungnya didera kanker. Ketika itu saya hanya bisa diam dan menangis. Saya merasa kasihan, ujar Lita. Saat palu vonis itu diketuk, Tono baru saja merayakan kelulusannya dari Sekolah Menengah Pertama. Ia memang mengisi waktu liburan dengan berkemah sambil menunggu pengumuman penerimaan dari sebuah Sekolah Menengah Atas di kawasan Jakarta Barat.
Benjolan itu tidak sengaja didapati. Rambut Tono yang panjang sebahu membuat benjolan itu tertutup. Herannya dia sendiri tidak merasa ada benjolan itu, ujar Lita. Maklum dengan bobot sekitar 80 kg, leher Tono tampak penuh lipatan kulit. Benjolan itu tampak setelah sang ayah mencukur rambutnya. Lo kok ini ada benjolan, ujar sang ayah seperti dituturkan Lita.
Saran dokter untuk melakukan biopsi-pemeriksaan jaringan hidup-membuat Lita ketakutan. Saya sering dengar biopsi menyebabkan kanker menyebar dan lebih ganas, ujarnya. Merasa tak puas, kelahiran Bangka-Belitung 45 tahun lalu itu mengecek Tono ke RS PGI Cikini di Jakarta Pusat. Kesimpulan sementara sama, perlu dilakukan biopsi.
Melalui bantuan kerabat dekat, Lita pun mengunjungi dokter spesialis kanker di bilangan Rawamangun. Setelah di CT Scan, dokter hanya bilang anak saya memang terkena kanker nasofaring stadium 1, ujarnya. Lita pun kembali dirujuk melakukan biopsi di RS Kanker Dharmais di Jakarta Barat.
Pengobatan alternatif
Pilihan biopsi sangat tidak diinginkan Lita. Setelah berembug bersama suami, Lita mencoba mencari pengobatan alternatif. Saya mendengar ada yang bisa menyembuhkan dengan pijitan di Sukabumi, ujar Lita. Tanpa pikir panjang, ia pun membawa Tono yang masih bisa beraktivitas normal ke sana. Sebulan pengobatan berjalan, hasilnya nihil. Benjolan itu malah tampak sedikit membesar.
Sebagai gantinya pengobatan herbal dipilih. Seorang pengobat di Kelapagading, Jakarta Utara, dikunjungi. Menurut sang pengobat, Tono harus meminum berbagai ramuan herbal. Salah satu di antaranya benalu teh. Sebungkus benalu itu dicuci bersh lalu direbus dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa segelas. Setelah dingin, air rebusan disaring untuk diminum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Setelah 2 minggu mengkonsumsi belum ada perubahan, malah batuk darah dan mimisan, ujar Lita.
Tak kunjung membaik, dokter spesialis kanker di Rawamangun didatangi kembali. Kini apa pun yang disarankan dokter itu diterima. Dokter menyuruh ke Dharmais untuk menjalani terapi pengobatan, ujar Lita. Di sana Tono mesti menjalani kombinasi pengobatan dengan penyinaran dan kemoterapi. Katanya perlu 32 kali penyinaran sampai sembuh, ujar Lita.
Perubahan terjadi saat menjalani penyinaran ke-15. Tiba-tiba Tono didera rasa sakit yang amat sangat di pinggang. Tak tega melihat kondisi itu, Lita pun meminta dokter memberi obat penghilang rasa sakit. Obat itu diberikan lewat mulut dan dubur. Ia hanya efektif selama 12 jam setiap kali pemberian, tutur Lita.
Rasa sakit Tono membuat dokter curiga. Lita pun disarankan memeriksa Tono kembali. Hasilnya memang mengejutkan. Kanker itu sudah menyebar sampai pinggang. Dokter memutuskan Tono perlu menjalani 14 kali penyinaran lagi di bagian pinggang.
Saat itu kondisi Tono sudah jauh menurun. Bobotnya menyusut 30 kg, kulitnya kusam, dan rambutnya rontok. Air ludahnya kering, wajahnya menghitam, gusinya pecah-pecah sampai keluar darah, dan semua kaki tangannya bengkak, kata Lita.
Minum spirulina
Ketakutan kanker itu menyebar terbukti. Tak hanya di pinggang, tulang ekor pun kini digerogoti kanker. Tono mesti menjalani 17 kali penyinaran lagi. Dokter yang menanganinya mewanti-wanti agar kakak Lita tidak menginformasikan soal harapan umur penderita kanker. Dokter menyebutkan dengan kondisi itu usia Tono diperkirakan tidak sampai 3 bulan lagi, ujar Lita meniru ucapan sang kakak. Sambil terus menjalani terapi penyinaran, Lita meminta izin agar Tono diperbolehkan pulang. Saat itu Lita mengaku pasrah. Saran sepupunya untuk membawa Tono berobat ke Singapura ditolak secara halus. Biarlah saya merawatnya semampu saya, ujar Lita yang saat itu hanya bisa memberi asupan susu formula pada Tono.
Menjelang Natal pada 2002, teman dekat suami memintanya mencoba memberi spirulina. Siapa tahu bisa membuat badan anakmu sedikit kuat, tutur teman itu memberi beberapa sachet spirulina. Kebetulan pula spirulina cair itu berasa stroberi. Anak saya paling suka rasa stroberi jadi agak gampang memberinya, ujar Lita.
Spirulina itu diberikan rutin 3 kali sehari. Awalnya tubuh Tono seakan menolak. Saat diminum, tak lama cairan itu dimuntahkan lagi. Namun setelah mencoba 3 kali, tubuh Tono pun bisa menerima. Dua minggu mengkonsumsi tanda-tanda perubahan mulai terlihat. Kulitnya mulai kelihatan segar. Nafsu makannya timbul lagi, ujar Lita. Hampir 4 bulan rajin mengkonsumsi, kondisi Tono berangsur-angsur membaik. Wajahnya yang tadinya hitam mulai memutih kembali. Yang menggembirakan Lita, Tono sudah bisa berjalan normal meski agak tertatih-tatih. Kakinya masih sedikit bengkak, ujar Lita.
Setahun berlalu, Tono sudah tampak segar bugar. Bobotnya kembali normal seperti sediakala. Ia masih merasa cepat lelah saja, ujar Lita yang hingga kini terus mewajibkan Tono meminum 1 sachet spirulina setiap hari. Sekolahnya dulu sempat berhenti selama setahun sudah diteruskan kembali. Kalau lihat dia sekarang, saya kadang menangis karena tidak menyangka dia bisa membaik, tutur Lita.
Terbanyak ke-4
Merujuk data National Cancer Institute di Amerika Serikat, kanker nasofaring banyak terjadi pada ras Mongoloid yang tersebar di negara-negara Asia seperti Cina, Hongkong, Malaysia, Singapura, bahkan Indonesia. Kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung hingga menyebar ke kelenjar leher dan otak itu bisa diturunkan secara genetis.
Menurut Profesor Dr Karmel L Tambunan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kanker nasofaring kini menjadi salah satu kanker yang banyak penderitanya di tanahair. Penyebabnya diduga virus epstein barr. Virus itu juga ditemukan pada penyakit lain seperti herpes, ujar spesialis darah yang juga mendalami kanker itu. Salah satu pemicunya adalah makanan yang diawetkan dengan garam atau diasapkan.
Dalam paparan mengenai penyakit-penyakit kanker, Dr Gustav Quade dari Institute of Medical Biometry, Informatic and Epidemiology Universitat Bonn di Jerman menyebutkan pada stadium awal serangan kanker nasofaring tidak memberi gejala khas. Yang sering tampak hanya telinga berdenging, hidung mimisan atau tersumbat seperti pilek terusmenerus di salah satu sisi. Bila semakin parah, di leher, misalnya, akan tampak pembesaran getah bening yang terlihat seperti benjolan yang dialami Tono.
Satu-satunya pengobatan kanker yang bisa dilakukan dengan menjalani radioterapi dan kemoterapi, ujar Karmel. Pengobatan yang dilakukan pada Tono itu menurut Karmel sudah tepat. Meski demikian ia belum bisa menduga peran spirulina yang membuat kondisi Tono membaik. Mungkin membantu memperbaiki daya tahan tubuh saja, ujarnya. (Dian Adijaya S)
Camilan Kaya Gizi
Lima abad lalu penduduk di sekitar Danau Texcoco, Meksiko, memiliki kebiasaan menyantap camilan biskuit setiap hari. Namun, bukan sembarang biskuit yang dilahap. Biskuit yang disebut tecuitlatl itu dibuat dari ganggang biru kehijauan yang diperoleh dari kedalaman danau. Karena rajin memakan biskuit itu penduduk Danau Texcoco jarang sakit.
Nun di Danau Chad, Afrika, penduduk Kanembu pun sehat-sehat. Setelah diselidiki mereka diketahui sering mengkonsumsi dihe. Penganan mirip kue kering itu dibuat dari spirulina. Penduduk mengumpulkannya dengan kelambu pada musim panas saat terjadi booming spirulina di danau. Suku Aztec malah sudah sejak lama memanfaatkan spirulina untuk memperbaiki gizi mereka, ujar Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS, guru besar Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Institut Pertanian Bogor.
Menurut Ali, spirulina bisa memperbaiki gizi karena ia mengandung 70% protein. Asam-asam amino yang terkandung di dalamnya berperan memperbaiki sel-sel rusak dan meningkatkan sistem imun tubuh. Karena itu sejak lama spirulina sudah dimanfaatkan manusia, ujarnya.
Asam amino esensial
Protein dalam spirulina tersusun dari asam amino esensial yang tidak dimiliki tubuh seperti valin dan isoleosin. Padahal, asam amino itu berperan mengganti protein yang rusak. Konsumsi spirulina 36 g per hari sudah bisa mencukupi kebutuhan asam amino bagi tubuh orang dewasa, ujar Prof Dr dr Alfred A Djajakusumah, ahli biokimia kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.
Bukti serupa diungkapkan Clare M. Hasler, PhD dari Department of Food Science and Human Nutrition, University of Illinois, di Amerika Serikat. Clare menyebutkan susunan protein spirulina berguna memperkuat struktur dan fungsi sel-sel makhluk hidup. Itu karena spirulina mengandung zat proteinogenik yang berfungsi sebagai sistem pengatur metabolisme tubuh. Sedikitnya setiap 10 g spirulina yang dikonsumsi memberikan kontribusi protein setara 5,5-7 g bagi tubuh, ujar Ali Khomsan.
Berdasarkan hasil uji coba J.E Pinero Estrada dari Departemen Farmakologi, Universitas Madrid di Spanyol, spirulina diketahui kaya antioksidan karena kandungan beberapa pigmen pembentuk protein seperti phykosianin, zeasantin, dan klorofi l. Phykosianin merupakan antioksidan pelindung hati dan ginjal. Zeasantin melindungi mata terutama saat berusia lanjut. Klorofi l bersifat antikanker dan antiracun.
Antioksidan
Ganggang biru kehijauan itu juga memiliki vitamin dan mineral yang lengkap. Spirulina termasuk satu-satunya tumbuhan yang mengandung vitamin B kompleks terlengkap: B1, B2, B3, B6, dan B12. Setiap 10 g spirulina mengandung vitamin B1 (thiamin) 0,31 mg, B2 (riboflavin) 0,35 mg, B3 (niacin) 1,46 mg, B6 (pyridoxine) 80 mcg, dan B12 (cobalamine) 32 mcg.
Peran vitamin B sangat penting. Misal vitamin B12, membantu pembentukan sel darah merah, sumsum tulang, dan memperbaiki sistem saraf. Vitamin B12 juga dapat mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Vitamin B12 merupakan koenzim yang penting untuk sintesis DNA dalam mengontrol pembentukan sel-sel baru, ujar doktor ilmu home economics education dari Iowa State University di Amerika Serikat itu.
Vitamin A dan betakaroten yang demikian tinggi di dalam spirulina-23.000 IU per 10 g-memiliki fungsi sebagai antioksidan. Kandungan betakaroten dalam spirulina mencapai 10 kali lipat lebih banyak daripada lobak dan wortel, ujar Ali Khomsan. Mereka dapat mencegah kanker, menjaga kesehatan sel-sel tubuh, dan memperbaiki fungsi mata. Peran lain sebagai tembok penghalang berkembangnya tumor ganas dan perubahan kromosom.
Menurut Ali Khomsan, vitamin A, D, B12, betakaroten, dan mineral yang dimiliki spirulina mempunyai peranan penting dalam pembentukan tulang. Vitamin D bersama kalsium dapat memperkuat tulang dan gigi. Hasil penelitian Carlos Jime'nez dari Department of Ecology, University of Malaga di Spanyol Menunjukkan kalsium selain mengeraskan tulang, juga berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
C. Wayne Weart dari Department of Pharmacy, University of South Carolina di Amerika Serikat mengungkap mineral lain yang terkandung dalam spirulina seperti magnesium, zink, selenium, dan zat besi memiliki peran tak kalah penting. Zink misalnya membantu memastikan fungsi-fungsi enzim di tubuh berjalan sempurna. Yang lain seperti selenium mampu mencegah gondok. Zat besi pada spirulina 58 kali lebih banyak daripada bayam dan 18 kali lebih tinggi dari daging, ujar Ali Khomsan. Zat besi itu selain ikut membantu pembentukan darah juga menguatkan sistem imun.
Karena kandungan yang luar biasa itu, spirulina dijadikan suplemen kesehatan. Ia disebut-sebut sebagai makanan abad 21. Paling tidak 12 penghargaan dari badan-badan pangan dan kesehatan dunia disematkan kepada yang namanya spirulina. Pantas saja berjuta-juta pil spirulina telah diproduksi untuk membantu masyarakat yang malnutrisi dan untuk mengatasi berbagai penyakit. (Hermansyah)
Protein spirulina dibandingkan komoditas lain
Nutrisi
Kandungan (%DV)
Vitamin A
460
Betakaroten 460
Vitamin B-12 330
Vitamin D 300
Zat besi 80
Selenium 14
Magnesium 10
Seng 2
Nutrisi spirulina dalam persentase
angka kecukupan konsumsi per 10 g
Spirullina, Makanan Sehat Abad 21
Oleh: DR Eddy J. Amir M.Sc
Salah satu produk makanan kesehatan dari Synergy World Wide yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan adalah Spirulina. Suplemen makanan produk Synergy Worldwide ini produk alami yang dibuat dari ganggang biru hijau (Spirulina palatensis). Spirulina bukan obat, akan tetapi suplemen makanan (food suplement) yang mengandung dari 25 macam bahan nutrisi yang terdiri dari mineral alam, vitamin, karotenoid, asam amino, dan phytonutrient. Nutrisi yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi kesehatan, homeostatis, serta meningkatkan ketahanan tubuh, bahkan Spirulina merupakan makanan astronaut, sebagai bekal dalam menempuh perjalanan luar angkasa.
Kriteria keamanan (safety criteria) bahan nutrisi yang dikandung dalam Spirulina dinilai sangat tinggi, karena hampir dapat dikatakan tidak adanya efek samping yang membahayakan tubuh manusia. Menurut Office of the National Research Commision (USA), spirulina:
1.Merupakan produk alami yang mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi.
2.Tidak mempunyai efek samping walaupun dikonsumsi secara terus menerus
3.Tidak mempunyai toksisitas kalau dikonsumsi berlebihan (over dosis)
4.Mampu meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan ketahanan tubuh (immunitas)
Melalui nenelitian selama lebih dari 40 tahun yang dilakukan lebih dari 4000-an peneliti terkemuka di seluruh dunia, berhasil menyimpulkan manfaat spirulina dalam memperbaiki dan mempertahankan kesehatan sebagai berikut:
1. Membantu metabolisme tubuh sehingga:
meningkatkan imunitas tubuh dari serangan virus, bakteria atau
benda-benda asing yang mebahayakan tubuh
membantu memperbaiki kerja sistem pencernaan
membantu fungsi dan kerja jantung dengan menaga kadar kolesterol darah
Membantu proses detoksifikasi tubuh secara alamiah
Mengurangi resiko terserang kanker, dengan meningkatkan kapasitas
antioksidan tubuh
2.Membantu mengatasi gejala kekurangan sel darah (anemia). Hal ini terjadi karena kandungan protein yang tinggi(55-60%), serta vitamin B12,asam folat dan phytocyanin,sangat mudah dicernaa oleh tubuh dan mampu meningkatkan efisiensi pertukaran oksigen dalam sirkulasi darah.

Hal ini telah dibuktikan untuk pasien anemia, setelah mengkonsumsi
Spirulina selama 30 hari. Jumlah sel darah merah dan sirkulasi darahnya
menunjukan perbaikan yang signifikan. Untuk orang yang menderita kurang gizi kronis, Spirulina dengan asupan kebutuhan metabolisme tubuh vitamin E, vit B12, serta asam folat yang dikandungnya, mampu mensuplai secara memadai.
3.Spirulina membantu penyembuhan tukak lambung (peptic ulcer). Chlorophyl yang terkandung dalam Spirulina mampu mengurangi peradangan lambung, sehingga gejala tukak lambung seperti rasa sakit, mual dan lainnya dapat ditekan. Spirulina mengandung konsentrasi nutrisi yang tinggi, dibandingkan dengan sayuran, biji-bijian maupun bahan tanaman lainnya, yang mudah dicerna dan secara cepat larut ke dalam tubuh, dengan demikian nutrisi tersebut banyak membantu mekanisme proses pencemaan.
Spirulina juga dapat mengaktivasi kerja dari mikroorganisme Lactobasillus yang ada dalam usus manusia sehingga efisiensi pencemaan dapat meningkat dan juga memperbaiki penyerapan vitamin B 12 dan vitamin lainnya.
4.Spirulina membantu mengurangi resiko penyakit jantung, karena dengan mengkonsumsi Spirulina, kadar kolesterol darah dapat terkontrol dengan baik. Mekanisme kerja Spirulina didasarkan atas kandungan asam lemak esensial yang dikandungnya, yaitu gamma-linolenic acid (GLA), berperan positif dalam mengontrol sintesa kolesterol di dalam liver.
Kadar kolesterol terutama LDL kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penyumbatan ppmbuluh darah, maka beban kerja jantung menjadi lebih berat dan resiko terserang penyakit jantung semakin tinggi.
5.Spirulina membantu menyembuhkan penyakit hepatitis yang kronis maupun akut. Pada dasarnya penyakit yang berhubungan fungsi kerja liver, organ tubuh yang paling besar dan mempunyai multi fungsi disebabkan oleh kerusakan liver akibat infeksi virus, alkohol, penggunaan obat atau faktor makanan. Untuk mempertahankan dan menjaga kesehatan liver, diperlukan gizi dan protein yang cukup, dan itu semua terkandung dalam Spirulina.
6.Bermanfaat untuk orang lanjut usia (manula). Pada umumnya orang berusia lanjut menderita penyakit degeneratif kronis, seperti tekanan darah tinggi (hypertension), penyakit jantung koroner, asam urat tinggi, katarak maupun gangguan liver dan ginjal serta penyakit kencing manis (Diabetes melitus). Spirulina dengan kandungan bahan nutrisi, vitamin, mineral dan protein yang tinggi dapat membantu meningkatkan kesehatan orang berusia lanjut secara signifikan. Penelitian yang dilakukan di Jepang pada orang berusia lanjut yang mengkonsumsi Spirulina, mendapatkan hasil yang sangat baik, karena 70% responden yang berusia lebih dari 50 tahun, menunjukan tingkat kesehatan yang baik dan insiden penyakit degeneratif yang relatif rendah.
7.Manfaat Spirulina dalam pencegahan penyakit kanker. Kandungan
beta-caroten dalam Spirulina adalah 20 kali lebih besar dari yang
terdapat dalam wortel. Beta-caroten adalah senyawa carotenoid yang
merupakan antioksidan yang sangat potensial dalam melindungi tubuh.
dari bahan-bahan kimia yang menyebabkan tumor ganas (malignant tumor), perubahan chromosomal yang menyebabkan kanker, disamping meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
8.Spirulina dapat mencegah kerontokan rambut. Vitamin E, bersama
dengan asam linoleat dan asam arachidonat yang terkandung dalam
Spirulina, merupakan asam lemak penting dalam menjaga kesehatan rambut, terutama mempertahankan akar rambut dan keutuhan rambut secara keseluruhan.
9.Spirulina mempertahankan keindahan kulit. Kandungan nutrisi yang lengkap dalam Spirulina, akan mempertabankan kekenyalan, penampilan dari kulit orang yang mengkonsumsinya. Aplikasi Spirulina dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu: (1) Sebagai masker dan (2) Secara oral
Spirulina sudah diakui secara internasional oleh lembaga-lembaga dunia
sejak empat dekade silam, sebagai produk alami yang mempunyai banyak
manfaat:
1967. The International Conference on Applied Microbiology menyatakan bahwa Spirulina harus dipertimbangkan sebagai sumber makanan untuk masa yang akan datang
1974. United Nation (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menyatakan dalam Konferensi Pangan Sedunia bahwa Spirulina adalah makanan paling ideal
untuk manusia
1974. Food and Agricultural Organization (FAO) telah mengintroduksikan
Spirulina sebagai Makanan terbaik untuk hari esok
1981. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat
menyatakan Spirulina adalah produk makanan yang sehat dan bebas dari efek
1982. International Food Exposition (IFE) di Jerman telah memberikan
predikat pada. Spirulina sebagai Makanan sehat alami terbaik
1983. World Health Organization (WHO) mengintroduksikan Spirulina
dengan kategori Produk sehat untuk abad 21
Menurut Office of The National Research Commision (USA), Spirulina:
Merupakan produk alami yang mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi
Tidak mempunyai efek sarnping walaupun dikonsurnsi secara kontinu
Tidak mernpunyai toksisitas walau. dikonsumsi secara berlebihan (over
dosis)
Mampu meningkatkan kesehatan, kebugaran dan ketahanan tubuh (immunitas)
Tips dalam mengkonsurnsi Spirulina Synergy Worlwide:
Dapat dikonsumsi oleh semua umur, baik anak kecil, dewasa maupun
orang lanjut usia, dosisnya disesuaikan dengan usia.
Tidak menimbulkan efek samping, walaupun dikonsumsi dalam jangka
waktu yang lama.
Tidak menyebabkan keracunan (toksisitas) walaupun dikonsumsi
berlebihan (overdosis).
Spirulina adalah suplemen makanan, bukan obat (drug) yang membantu penyembuhan penyakit terutama penyakit degeneratif.
Disarankan untuk tetap menerapkan pola makan yang seimbang, melakukan olah raga yang memadai, menghindari stress dan perlu istirahat yang cuku


Klasifikasi Spirulina
Kingdom: Bacteria
Division: Cyanobacteria
Class: Cyanophyceae
Order: Oscillatoriales
Genus: Spirulina
Spesies: Spirulina sp